Politik

Jokowi Disebut Kader PKI, Hugua: Ini Cara Menjatuhkan Elektabilitas Jokowi

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Ir. Hugua menyangkal jika Presiden Republik Indonesia (RI) Ir. Joko Widodo adalah kader dari Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah lama dibubarkan.

Menurutnya ini bentuk dari penyebaran berita bohong (hoaks) yang sengaja dibuat untuk menjatuhkan elektabilitas Joko Widodo.

Untuk itu, dia menilai masyarakat Sultra masih terpengaruh dan percaya dengan berita hoaks yang disebar oleh orang tak bertanggung jawab.

[artikel number=3 tag=”jokowi,kader,pki,” ]

“Berita itu dari mana, ini yang namanya hoaks, bisa saja menjatuhkan elektabilitas pemimpin. Beliau bukan PKI,” kata dia.

Selain itu dia menekankan jika diluar sana banyak yang menyebut bawah PDIP adalah penista agama, padahal 90 persen kader PDIP merupakan orang muslim.

“PDIP disebut penista agama, padahal saya sendiri pengurus HMI, KAHMI, pengurus Muhammadiyah, dan NU,” tegasnya.

“Kami selalu terapkan lakum dinukum waliyadin, bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Mereka perlu mengkaji lagi kalau mengatakan kami penista agama. PDIP bukan penista agama. Afganistan 100 persen muslim tapi tiap hari terjadi pertentangan,” sambungnya.

Mantan Bupati Wakatobi dua periode ini juga menerangkan terkait utang yang membengkak dimasa pemerintahan Joko Widodo. Padahal sebut dia, Joko Widodo telah bekerja dengan baik selama kurang lebih lima tahun.

Lanjut dia, tidak ada pula negara yang tak memiliki hutang. Apalagi dimasa pemerintahan Joko Widodo baru 28 persen pinjaman.

“Untuk menjaga pembangunan harus berutang tapi jangan banyak. Sekarangkan baru 28 persen pinjaman. Kecuali 60 persen keatas baru bahaya,” ungkap Hugua.

“Ini bukan masalah Jokowi tapi masalah ekonomi dunia. Harga kopra, coklat turun yah memang begitu. Masalah ekonomi dunia. Tapi indonesia belum kelaparan kok hanya karena harga turun dan naik,” tutupnya.

Reporter: Sunarto
Editor: Sumarlin

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button