Metro Kendari

Pj Wali Kota Kendari Gagas Ide Atasi Persoalan di Teluk Kendari

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu, menggagas sebuah ide untuk mengatasi persoalan di teluk Kendari. Hal itu disebutkan saat dirinya menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan Ngopi di Teluk Kendari di Kantor Pelabuhan Perikanan Samudera, Sabtu (28/1/2023).

Asmawa Tosepu menjelaskan, terdapat empat persoalan besar di Teluk Kendari, yakni sampah dan pencemaran, sedimentasi, penataan teluk yang semraut dan berkurangnya kawasan mangrove.
Untuk mengatasi sampah plastik di Teluk Kendari, pihaknya pada 3 Februari 2023 mendatang akan mengajak stakeholder untuk sama-sama berwisata sekaligus memungut sampah plastik.

“Teluk Kendari merupakan ikon Kota Kendari yang harus dipertahankan dan ditingkatkan untuk dibanggakan. Karena Kota Kendari tidak memiliki sumber daya alam seperti daerah lainnya,” ungkapnya.

Menurutnya, wilayah Kota Kendari 65 persen diantaranya adalah perairan, dimana dari panjang garis pantai sekira 35,85 kilometer, 23 kilometer diantaranya merupakan garis pantai Teluk Kendari, sehingga Teluk Kendari merupakan aset yang harus dijaga.

Dengan empat persoalan besar yang dihadapi Teluk Kendari, sehingga pengelolaannya harus terintegrasi dan komprehensif. Apalagi Pelabuhan Samudera Kendari merupakan satu dari enam pelabuhan di Indonesia yang menjadi jalur distribusi.

“Dalam konteks pengembangan Teluk Kendari, maka kami ingin menjadikan Teluk Kendari ini sebagai water front city,” lanjutnya.

Menjalankan konsep ini, pemerintah Kota Kendari sedang merevisi konsep Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk menjamin keberlanjutan pembangunan, namun tidak mengesampingkan aspek lingkungan.

Dalam RTRW dijelaskan, jika di pesisir Teluk Kendari merupakan kawasan perkantoran. Kemudian kawasan pusat kota dan bisnis serta penataan kawasan pemukiman. Untuk kawasan bisnis harus memegang prinsip tanpa sampah dan emisi, dengan cara terus melakukan edukasi.

“Di kawasan Kendari Beach saja, sudah sering kali diingatkan silahkan berjualan di malam hari tapi tolong sampahnya pada saat kembali membongkar lapaknya sampahnya ikut diangkut. Tapi kenyataan tidak begitu, sampahnya dibuang ke laut, ini persoalan besar,” ucapnya.

Salah satu solusinya, pemerintah Kota Kendari akan merevitalisasi seluruh pedagang masuk ke kawasan tambat labuh, sehingga jalanan bebas dari pedagang.

Dirinya berharap, sebagai salah satu destinasi wisata, di Kota Kendari butuh dukungan dari pemerintah pusat dan sinergis semua pihak dalam menjaga dan mengembangkan Teluk Kendari. (bds)

 

Reporter: Zubair
Editor: Wulan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button