Lembaga Pemerhati Perempuan dan Anak Muna Barat Soroti Realisasi PMT Puskesmas Lawa yang Tak Sesuai Juknis

MUNA BARAT, DETIKSULTRA.COM – Lembaga Pemerhati Perempuan dan Anak Muna Barat menyoroti realisasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Puskesmas Lawa, Kabupaten Muna Barat. Pihaknya menilai realisasi PMT ini tidak sesuai petunjuk teknis (Juknis) terhadap ibu hamil dan balita.
Ketua Lembaga pemerhati perempuan dan Anak Muna Barat, Hasana mengatakan, pihak Puskesmas Lawa yang merealisasikan PMT kepada para penerima manfaat tidak sesuai prosedur atau berdasarkan Juknis. Mestinya, dalam juknis yang diberlakukan puskesmas Lawa seharusnya selama 120 hari atau selama empat bulan.
“Penerima manfaat PMT di kecamatan hanya direalisakan selama 2 bulan, ini jelas menyalahi aturan, seharusnya 120 hari,” ungkapnya.
Akibat penyaluran yang tidak sesuai juknis ini, beberapa ibu hamil dan balita setelah melalui hasil pemeriksaan tidak mengalami peningkatan berat badan.
Untuk itu, ia berharap, realisasi PMT yang ada di tiap Puskesmas harus sesuai juknis yang telah ditetapkan. Karena program ini merupakan program nasional menuju Indonesia emas tahun 2045.
“Kalau hal ini dibiarkan terus menerus terjadi, angka stunting di daerah atau di skala nasional akan meningkat,” harapnya.
Sementara itu, pengelola gizi Puskesmas Lawa, Trisnawati membenarkan, sesuai juknis Kemenkes bahwa realisasi PMT ke ibu hamil tersebut berangsur selama 120 hari atau empat bulan. Diakuinya pula, dalam juknis menyebutkan dari 120 hari tersebut, selama satu minggu ibu hamil diberikan kudapan selama enam hari. Sementara makanan lengkap mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral diberikan hanya satu hari.
Melihat hal tersebut, pihak Ppuskesmas Lawa berkoordinasi dengan pasien untuk menyalurkan PMT setiap harinya dengan makanan lengkap. Karena pihak Puskesmas mempertimbangkan kecepatan kenaikan gizi bagi ibu hamil dan disalurkan selama 60 hari.
“Ini upaya untuk mempercepat kenaikan gizi ibu hamil karena jika hanya diberikan kudapan dan makanan lengkap hanya satu hari maka kecukupan gizi tersebut akan lambat,” ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Terkait waktu yang disalurkan hanya dua bulan tersebut karena untuk menyesuaikan dengan anggaran. Sementara pihaknya sebelumnya telah bersepakat dengan pasien untuk menyalurkan makanan lengkap setiap hari dan penyaluran makanan itu diantarkan langsung ke rumah yang bersangkutan.
Kemudian, jika ibu hamil yang telah diberikan PMT selama 60 hari dengan porsi makanan lengkap tidak menunjukkan perubahan terhadap gizinya, maka pihak Puskesmas mengarahkan ke dokter Puskesmas untuk dilakukan pengecekkan lebih lanjut terkait kondisi kesehatan yang berdampak pada tidak meningkatnya gizi.
Namun faktanya, selama beberapa waktu program PMT ini disalurkan, pihaknya tidak menemui kendala. Bahkan ibu hamil setelah diberikan PMT dengan porsi lengkap selama 60 hari kondisi ibu hamil tersebut meningkat.
Namun jika komitmen realisasi selama 60 hari atau dua bulan pemberian makanan tambahan ini terus disoroti, pihaknya akan kembali berlakukan penyaluran makanan selama 120 hari. Tetapi selama enam hari berupa kudapan dan satu hari makanan lengkap. (bds)
Reporter: La Ode Darlan
Editor: Wulan