Sultra Raya

Temui 4 Kementerian/Lembaga, Ali Mazi Bawa Sejumlah Isu Strategis

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Jakarta dalam kurun waktu dua hari yakni 18-19 Februari 2021.

Dalam kunkernya, Ali Mazi menemui empat kementerian/lembaga. Pada 18 Februari, ia menemui Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Hari berikutnya, Gubernur Sultra ini berkunjung ke Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Dalam rilis yang diterima Detiksultra.com, Ali Mazi mengatakan dalam pertemuan tersebut, dirinya dengan menteri/lembaga yang ditemui membahas sejumlah isu penting.

Pada pertemuan dengan Menaker, Ida Fauziyah, gubernur kembali mengutarakan rencana peningkatan status BLK Kendari untuk menjadi BLK bertaraf internasional.

Ia menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra telah menyiapkan lahan seluas 4,5 hektar yang berada di tengah-tengah Kota Kendari.

Di sana nanti, lanjut dia, akan menjadi lokasi pembangunan gedung BLK yang baru. Katanya, Menteri Ida Fauziyah sangat mengapresiasi langkah pemerintah itu.

“Peningkatan status BLK Kendari juga sekaligus jawaban atas salah satu tuntutan pemerintah terhadap investasi asing agar terjadi transfer of knowledge dari pekerja asing ke pekerja lokal. Kehadiran BLK bertaraf internasional dapat menjadi jembatan atas visi itu,” ujarnya.

Bertemu dengan Kepala BNPB Doni Monardo, Ali Mazi mengemukakan adanya rencana relokasi permukiman rawan bencana di ibu kota Kabupaten Buton, Pasarwajo, yang akan diintegrasikan dengan kawasan ekonomi khusus pengembangan aspal Buton.

Dia bilang, setidaknya ada dua alasan mengapa rencana relokasi bagi warga Pasarwajo ini mengemuka. Pertama, abrasi yang terus melanda kawasan pesisir Pasarwajo.

Kedua, ancaman tsunami, banjir rob, kenaikan permukaan air laut, gempa bumi dan angina topan. Tsunami pernah menghantam Pasarwajo sebagai dampak gempa di laut Flores tahun 1992 silam.

Kemudian, relokasi ini diorientasikan pada dua hal. Pertama, penataan Kawasan Permukiman Terintegrasi dan Berkelanjutan (Aman, Produktif dan Inklusif) dan untuk mendukung KEK Aspal Buton.

Sehingga rencananya, Pemprov Sultra dan BNPB akan melakukan verifikasi ke lapangan untuk melakukan penilaian yang lebih komprehensif. Pemprov sendiri sudah punya hitungan jika relokasi ini diwujudkan.

“Dibutuhkan setidaknya Rp943,98 miliar untuk biaya relokasi berupa pekerjaan pematangan lahan, pembangunan infrastruktur, pembangunan hunian, dan fasilitas sosial dan umum seperti sekolah, tempat ibadah, perkantoran, fasilitas kesehatan dan lain-lain,” jelasnya.

Berikutnya, ketika bertemu dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, pada prinsipnya isu utama yang dibicarakan seputar investasi besar di Sultra beserta kebijakan turunan yang terkait, seperti pengembangan aspal Buton, tambang di Morosi, Kabupaten Konawe dan pembangunan politeknik pertambangan dan kelautan.

Rangkaian kunker Gubernur diakhiri dengan mengunjungi Kementerian ATR/BPN dan ditemui langsung Menteri Sofyan Djalil.

Ada isu spesifik yang dibahas, yakni sengketa perbatasan antara Provinsi Sultra dengan Sulawesi Selatan, yang berdampak pada kepemilikan Pulau Kawikawia, yang berada di wilayah adminsitratif Kabupaten Buton Selatan (Busel).

Hal inilah yang menjelaskan mengapa Bupati Buton Selatan Arusani menjadi bagian dari rombongan kunker Gubernur.

“Provinsi Sulsel mengklaim Pulau Kawikawia sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar, dan menyebutnya dengan nama Pulau Kakabia. Persoalan ini sudah berlangsung lama tanpa ada penyelesaian dan telah berproses hingga ke Mahkamah Konstitusi (MK),” tandasnya.

Jajaran pejabat yang mendampingi Gubernur Sultra pada kunker tersebut antara lain Asisten Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Basiran, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) J. Robert Maturbongs.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Asrun Lio, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andi Azis, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Muhammad Yusup, dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Ridwan Badallah.

Dari jajaran lembaga vertikal, ada Komandan Korem 143/Halu Oleo Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan dan Kepala BLK Kendari, La Ode Haji Polondu. Sedangkan kepala daerah terlihat Bupati Buton Selatan (Busel) La Ode Arusani dan Staf Ahli Bupati Busel Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan Vivianti Nafii.

Reporter: Sunarto
Editor: J. Saki

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button