Kepala BKKBN Sultra Kukuhkan Pengurus Perkumpulan Juang Kencana Sultra Periode 2024-2028

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Kepala Perwakilan BKKBN Sultra, Asmar mengukuhkan Pengurus Perkumpulan Juang Kencana (Juken) Sultra periode 2024-2028, bertempat di Aula Kantor Perwakilan BKKBN Sultra, Kota Kendari, Kamis, (23/1/2025).
Pengukuhan ini dilaksanakan berdasarkan Keputusan Ketua Umum Perkumpulan Juang Kencana No.023-SK/JuKen/I/2025 tentang Susunan Pengurus Perkumpulan Juang Kencana Sultra periode 2024-2028, tertanggal 13 Januari 2025.
Hadir pula pada acara tersebut secara daring, Ketua Umum Juang Kencana (Juken) Pusat periode 2024-2028, Sudibyo Alimoeso, Dewan Pengawa Juang Kencana (Juken) Pusat Drs Hardiyanto Wiryo.
Asmar menyampaikan, perkumpulan juang kencana merupakan mitra strategis pemerintah pada program quick win menteri kependudukan dan pembangunan keluarga/BKKBN terutama program Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting) dan Lansia Berdaya.
“Salah satu mitra strategis yang dapat berkolaborasi terutama dalam capaian program quick wins salah satunya Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting) dan Lansia Berdaya di Sultra adalah Perkumpulan Juang Kencana,” ungkap Asmar.
Lebih lanjut, Asmar berharap Perkumpulan Juang Kencana bisa secara proaktif dan persuasif berpartisipasi dalam program-program kementerian kependudukan dan pembangunan keluarga/BKKBN.
“Sesuai dengan potensi dan kompetensi serta pengalaman di tataran pelaksanaan kebijakan program di lapangan, termasuk aktif berpartisipasi program-program menterian kependudukan dan pembangunan keluarga/BKKBN di Sultra,” kata Asmar.
Sementara itu, Ketua Umum Juken Pusat periode 2024-2028, Sudibyo Alimoeso mengatakan program kerja ada beberapa langkah.
Langkah yang pertama, tentu pihaknya mau menginformasikan kepada seluruh Juang Kencana, baik anggota yang pusat maupun di provinsi, tentang kepengurusan ini. Kedua, progam kerja ke depan akan segera disosialisasikan.
“Berikutnya, kita akan menindaklanjuti arahan dan petunjuk dari Haryono Suyono, pada waktu audiensi dengan beliau, masalah lansia dan kelanjutusiaan itu menjadi sangat penting,” jelasnya.
Menurutnya, di WHO itu disebutkan let no one be left behind, yang artinya jangan ada seorang pun yang tertinggal termasuk lansia ini.
Lansia ke depan, di Indonesia itu menjadi faktor yang sangat penting, karena Indonesia sekarang ini sejak tahun 2021, memasuki yang namanya negara lansia atau aging population country, karena pendudukan lansianya sudah diatas 10 persen, bahkan beberapa provinsi sudah lebih dari 10 persen.
“Tahun 2035 nanti, lansia kita akan membengkak dengan cepat, karena akibat bonus demografi saat ini, sehingga jumlah penduduk lansianya itu mencapai 48 juta, dari kondisi sekarang yang sekitar 27 jutaan,” katanya.
Lebih lanjut ia menambahkan, tahun 2045, saat di Indonesia Emas jumlah lansia akan bertambah dari kondisi sekarang, karena jumlahnya sudah mencapai sekitar 66 juta, artinya satu lansia diantara 5 penduduk Indonesia itu pasti lansia, setiap 5 penduduk Indonesia ada lansia. Kalau sekarang setiap 10 penduduk Indonesia 1 lansia.
Tahun 2045 itu berubah, ini harus disikapi dengan baik, tidak boleh ditinggalkan mereka yang potensial, kalau bisa dimanfaatkan karena bisa mengisi pembangunan ke depannya.
“Lansia-lansia yang masih potensial ini banyak, artinya mereka yang masih bisa bekerja atau dalam arti bisa menyumbangkan tenaganya, pikirannya, karena kearifannya juga itu, untuk bangsa dan negara,” imbuhnya.
Ia menekankan, lansia yang kurang potensial, ini harus dijaga kesehatannya, supaya tetap sehat dan menjalani kehidupan secara bermartabat, jadi tidak boleh meninggalkan lansia yang ada, karena menjadi faktor dominan nanti dalam struktur kependudukan di Indonesia.
“Jumlah lansia ini akan lebih besar dan harus diperhitungkan di dalam pembangunan yang akan datang,” imbuhnya.
Ia merasa bersyukur, di dalam Quick Win Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ini memasukkan salah satunya unsur lansia.
Seperti salah satu quick win dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dan BKKBN dalam arti toleransinya pasti akan menjadi perhatian atau fokus di dalam program dan kerja Kementerian KPK/BKKBN.
Oleh karena itu tentu JuKen akan membantu sedapat mungkin, apa yang bisa dilakukan kepada Kementerian KPK/BKKBN ini, karena mempunyai pengalaman yang cukup luas.
“Dan saya kira pemikiran kita juga mudah-mudahan bisa dimanfaatkan untuk kemajuan program-program yang sebetulnya bukan hanya masalah kelanjutannya, beberapa program bisa dibantu oleh JuKen sesuai dengan keahlian masing-masing,” terangnya. (kjs)