Metro Kendari

Hingga Maret 2023 Tercatat 99 Kasus DBD di Kendari, Satu Meninggal

Dengarkan

KENDARI,DETIKSULTRA.COM – Kasus demam berdarah (DBD) dari Januari – Maret 2023 di Kota Kendari tercatat sebanyak 99 kasus. Satu di antaranya meninggal dunia. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kendari mengimbau warga untuk hidup bersih dan sehat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kendari, Elfi, menuturkan, dari 99 kasus yang masuk di Dinkes Kendari satu meninggal dunia. Khusus Maret tercatat sebanyak 50 kasus. Jumlah ini meningkat di banding bulan Februari yakni 25 kasus, dan 24 kasus pada Januari.

“Peningkatan kasus DBD pada Maret karena curah hujan di bulan itu cukup tinggi,” ungkap dia saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/4/2023).

Biasanya jelas Elfi, peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan diikuti dengan meningkatnya populasi nyamuk aedes aegypti yang merupakan penyebab DBD. Pihaknya berharap, tidak ada lagi kasus meninggal hingga Desember 2023.

Dia menghimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Serta selalu ingat 3M plus yakni menguras penampungan air, mengubur barang bekas, menutup rapat tempat penampungan air.

Serta lanjutnya, untuk sebisa mungkin menghindari gigitan nyamuk. Misal, menggunakan kelambu saat tidur, lotion anti nyamuk, menggunakan pakaian lengan panjang untuk anak-anak.

“Jangan menggantung pakaian yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk, terutama di rumah-rumah kos yang sering kita temukan dan pesantren-pesantren. Diharap masyarakat bisa bekerja sama,” tuturnya.

Dinkes Kendari terus melakukan sosialisasi karena dirinya yakin ketika perilaku hidup bersih dan sehat diterapkan hingga menjadi budaya maka kualitas kesehatan masyarakat semakin meningkat. Indikatornya penyakit DBD dan lainnya bisa menurun.

Masyarakat pun saat ini sudah mengetahui ciri-ciri DBD. Jika terdapat ciri-ciri terkait DBD di rumah atau lingkungan sekitar segera ditindak. Sehingga, tidak ada kesan pembiaran. Ciri paling khas dari DBD ialah demam lebih dari tiga hari segera bawa ke pelayan kesehatan .

“Sebanyak 15 puskesmas di Kendari yang kita miliki sekarang, sudah dapat mendeteksi secara cepat apakah seseorang itu DBD atau tidak,” terang dia.

Adapun kecamatan dengan kasus DBD tertinggi ialah Kecamatan Kadia dengan 19 kasus, disusul Kecamatan Mandonga, Wuawua dan Kecamatan Baruga.

Dari data yang diperoleh bahwa seluruh kecamatan di Kendari memiliki kasus DBD, paling rendah di Kecamatan Kendari yakni dua kasus. Sementara kasus meninggal ada di Kecamatan Kadia, Kelurahan Bende.

“Jika dibanding tahun sebelumnya yakni 2022, beberapa kecamatan di Kota kendari tidak memiliki kasus DBD. Namun di 2022 itu, enam orang meninggal dunia,” pungkas Elfi. (bds)

Reporter: Septiana Syam
Editor: Biyan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button