Headline

Uji Balistik di Luar Negeri, Kuasa Hukum: Ada Kesan Memperlambat

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Sudah 17 hari sejak Randi mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menghembuskan napas terakhir usai tertembak saat sedang melakukan aksi penolakan revisi UU Kamis (26/9/2019) lalu, namun hingga kini, kasus pengungkapan tewas Randi dan Muhamad Yusuf Kardawi belum menemui titik terang atas siapa pelaku penembakan dan pelaku kekerasan.

Walaupun pihak kepolisian telah menetapkan enam anggota kepolisian yang diduga membawa senjata api (Senpi) saat pengamanan unjuk rasa (Unras). Keenam terperiksa dalam waktu dekat ini akan menjalani sidang kode etik terkait Standar Operasional Prosedur (SOP).

Meski demikian, Ketua tim Kuasa Hukum, Sukhdar SH, mendesak Tim Mabes Polri agar segera memberikan gambaran apakah keenam orang sebagai terperiksa dapat digolongkan dan punya hubungan kuat yang melakukan penembakan sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa.

[artikel number=3 tag=”demo,uho”]

“Kami mempertanyakan komitmen Polri dalam penuntasan perkara ini, karena terkesan keenam orang ini dititikberatkan terkait kode etik oleh Propam, padahal pada proses pro justitia enam orang ini yang membawa senjata saat Unras belum mengerucut pada siapa pelaku penembakan,” ujar dia saat menggelar konferensi pers di UMK Kendari, Sabtu (12/10/2019).

Terkait lambannya penangangan kasus tewas dua mahasiswa UHO Kendari, Anggota LKBH Fakultas Hukum UMK ini juga meminta agar Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo segara membentuk tim gabungan pencari fakta yang independen untuk mengusut keterkaitan enam anggota kepolisian terperiksa.

Selain itu, dia juga mempersoalkan uji balistik yang rencanannya akan di uji di Belanda dan Australia. Padahal sebelumnya proyektil dan selongsong peluru telah dibawah sempat dibawah ke Makassar untuk di uji balistik.

Berdasarkan pengalaman, kasus peluru nyasar yang mengenai gedung DPR RI tahun 2018 lalu, tak berselang lama proyektil peluru teraebut keluar uji balistiknya.

“Contoh peluru yang mebembus kantor DPR RI itu kan tidak lama baru keluar. Sehingga kami memprtanyakan soal uji balistik itu mengapa harus di luar negeri. Saya pikir kita memiliki fasilitas dan alat yang memadai itu terbukti dengan kasus peluru nyasa. Ini ada kesan untuk mengulur – ngulur waktu,” jelasnya.

Untuk itu dia meminta kepada pihak kepolisian untuk segera memberikan penerangan siapa pelaku penembakan dan pelaku kekerasan yang mengakibatkan dua mahasiswa UHO tewas.

“Kita minta ketegasan dari pihak kepolisian untuk membuka secara terang-benderang, sebab ini adalah masalah kemanusian,” tukasnya.

Reporter: Sunarto
Editor: Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button