Sebagai Petahana, Peluang Rusman Emba Lebih Besar
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Muna 2020 saat ini sedang menjadi perbincangan publik. Banyak figur yang mulai bermunculan untuk merebut kursi nomor satu di Kabupaten Muna menggantikan petahana Rusman Emba.
Kemunculan beberapa figur seperti Bupati Muna Barat (Mubar) Rajiuan Tumada, Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Syarifuddin, mantan Bupati Muna Dr. Baharuddin, mantan caleg DPR RI asal Golkar Abdurahman Farisi (ARF), hingga La Pili yang dinilai memiliki kekuatan memenangkan konstestasi karena figurnya dijagokan masyarakat Muna.
Namun hal berbeda diungkapkan pengamat politik Sulawesi tenggara (Sultra), Najib Husen. Dia menilai, dalam kontestasi pilkada, calon bupati dari incumbent atau petahana masih memiliki kekuatan karena selama menjabat, seorang incumben sudah melakukan kampanye dalam bentuk program. Tinggal bagaimana program yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dimanfaatkan atau tidak. Kalau itu dimanfaatkan, seorang incumben sudah punya modal 30 persen.
[artikel number=3 tag=”pilkada,muna”]
“Tiga puluh persen modal penting yang dimiliki oleh incumben termasuk Rusman Emba. Dia punya modal sebenarnya. Nanti kita lihat ke depan apakah modal tersebut benar-benar dimanfaatkan,” ujar Najib Husen, Senin (29/7/2019).
Meskipun begitu, menurut Najib Husen, kompetitor yang lain tetap memiliki peluang untuk melihat kelemahan Rusman Emba. Dan yang lebih penting, siapa yang akan mendampingi Rusman Emba ini juga sangat menentukan.
Akademisi UHO itu menilai, kinerja Rusman Emba selama menjabat tidak begitu fantastis. Namun dalam menghadapi pilkada 2020 mendatang, dia berharap banyak langkah strategis yang dilakukan untuk kembali meyakinkan masyarakat untuk kemudian terpilih kembali.
“Mudah-mudahan di bulan-bulan terakhir ini banyak langkah strategis Rusman Emba untuk dapat kembali meyakinkan kantong suaranya bahwa dia layak untuj dipilih kembali,” pungkasnya.
Reporter: Musdar
Editor: Rani