Metro Kendari

Diterpa Isu Pasien Meninggal Tanpa Penanganan Dokter, Begini Penjelasan RSUD Bahteramas Kendari

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – RSUD Bahteramas Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) buka suara perihal isu pasien meninggal dunia akibat pelayanan kurang baik, hingga tanpa penanganan dokter.

Direktur RSUD Bahteramas Kendari, dr. Hasmudin menjelaskan, pasien pengidap penyakit inspeksi paru-paru tersebut masuk sejak Rabu 2 Oktober 2024 lalu, dan pasien ini, merupakan pasien lama yang sudah pernah dirawat di RSUD Bahteramas.

Rencana awalnya pasien akan dirawat di ruang IGD, tapi pertimbangan penyakitnya yang masuk kategori menular, akhirnya yanng bersangkutan dirawat di ruang isolasi.

Di saat bersamaan, dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang menerima laporan, langsung menginstruksikan kepada perawat untuk memberikan obat-obatan sesuai protokol.

“Artinya, sesuai protokol obatnya itu-itu saja. Kalau ada pasien, misalnya penyakit TBC obatnya itu sudah protokol a, b, dan c dan sudah diberikan obatnya ke pasien,” ucap dia kepada awak media ini, Selasa (8/10/2024).

Lebih lanjut, Hasmudin mengaku, dokter yang menangani pasien seyogyanya masuk mengecek pasien pada Kamis. Namun bertepatan kunjungan tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan ia turut mendampingi.

“Jadi dia (dokter yang menangani pasien), seharian menemani tim, sehingga tidak sempat ke ruang pasien,” katanya.

Baca Juga : Pasien di RSU Bahteramas Kendari Meninggal Usai Sepekan Dirawat, Diduga Tanpa Penanganan Dokter

Keesokan harinya, dokter baru kemudian menemui pasien dan keluarganya. Di situ, dokter menjelaskan semua tentang penyakit pasien, kondisi pasien, dan tindakan penanganan. Bahkan, sebut Hasmuddin dokternya sudah konsultasi di bagian anastesi untuk menangani nyeri yang dialami pasien.

Memang dalam penanganan pasien ini, tidak ada tindakan spesifik seperti operasi. Sebab penanganannya hanya sebatas pengobatan.

“Kita sudah sesuai SOP, instruksi dari dokternya, obatnya apa, jam berapa diberikan, apa semua sudah dilakukan,” jelasnya.

Hanya tambah dia, waktu kejadian pasien meninggal dunia pukul 08.00 Wita, Senin (7/10/2024) kemarin, pihak dokter belum sempat melihat pasiennya, dan sehari sebelumnya, tepatnya hari Minggu itu memang dokternya istirahat.

Terlepas dari protes dari pihak keluarga, ia cukup memaklumi kondisi psikologis keluarga pasien.

“Kami, pihak rumah sakit mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya pasien. Yang jelas, sesuai laporan yang saya terima, pelayanannya sudah sesuai,” tukasnya. (bds)

Reporter: Sunarto
Editor: Biyan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button