Metro Kendari

Sultra Memasuki Musim Pancaroba, Masyarakat Diimbau Jaga Kesehatan

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Maritim Kendari mengatakan, cuaca di Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini tengah memasuki masa transisi.

Transisi dimaksud yakni masa peralihan musim atau pergantian arah angin dan musim hujan ke musim kemarau selang kurang lebih enam bulan.

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Faizal Habibie, mengatakan, periode Juli 2021 sebagian wilayah Sultra memasuki musim kemarau.

Ia mengatakan, musim peralihan atau lebih dikenal dengan sebutan musim pancaroba terjadi satu bulan awal musim kemarau dan satu bulan akhir musim penghujan.

Sehingga pada Juli ini dikatakan sebagai musim transisi. Sebab, anomali cuacanya berubah begitu cepat dari dingin ke panas.

Untuk memastikan apakah bulan ini masuk musim kemarau, Stasiun Meteorologi Maritim Kendari menyimpulkan setelah masa periode Juli berakhir.

“Kita akan analisis, apakah ada pergeseran atau ada kemunduran dan maju perihal musim kemarau,” ujar dia, Jumat (23/7/2021).

Namun, untuk beberapa hari ke depan, intesitas cuaca hujan mengalami penurunan yang begitu drastis hampir di seluruh wilayah Sultra.

Utamanya untuk di wilayah Selatan Sultra, yakni Buton, Baubau, Buton Selatan (Busel), Muna, Muna Barat (Mubar), Buton Tengah (Buteng), dan Wakatobi.

“Di selatan Sultra ini cuacanya lebih clear dibandingkan Sultra bagian utara. Hal itu disebabkan karena karakteristik di utara itu berbeda. Daratannya lebih luas dan pegunungan juga lebih luas. Jadi faktor lokalnya cukup dominan, utamanya di Konut, Koltim, dan Kolut bagian utara” jelasnya.

Lebih lanjut Faizal bilang, musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan, tetapi cuaca hujan terjadi lebih cenderung sifatnya lokal dan tidak sesignifikan di musim penghujan.

Namun ia tekankan kepada masyarakat, karena saat ini tengah memasuki musim peralihan, agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

“Kewaspadaan tetap ada, sampai benar-benar kita memasuki musim kemarau. Tetapi ketika memasuki musim kemarau tingkat kewaspadaan bencana tipe lainnya juga harus ditingkatkan,” ujarnya.

Untuk korelasi antar musim pancaroba dan kesehatan, tambah Faizal, perlu ada studi lebih lanjut. Namun mengacu dari karakter berdasarkan faktor-faktor cuaca memang ketika musim peralihan perubahan dari panas ke dingin akan lebih signifikan.

“Tentu dengan musim peralihan ini akan mempengaruhi imunitas atau ketahanan tubuh manusia,” katanya. (ads*)

Reporter: Sunarto
Editor: J. Saki

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button