Politik

Rajab Jinik Beberkan Alasan Pilih Siska Ketimbang AJP

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Sebanyak 35 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari, bakal menyalurkan hak suaranya di Pemilihan Wakil Wali Kota (Pilwawali) Kendari pada 5 Maret 2020 mendatang.

Tak sedikit dari 35 anggota DPRD Kota Kendari, membeberkan pilihannya secara konstitusional dan alasan memilih figur Calon Wakil Wali Kota (Cawawali) Kendari sesuai kehendak, bukan karena seruan partai politik (Parpol).

La Ode Muhamad Rajab Jinik, salah satu anggota DPRD fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Kendari, yang lantang menolak ikut mendukung AJP di Pilwawali Kendari sesuai arahan dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Kendari.

Rajab Jinik bukan tak patuh terhadap arahan partai dalam hal ini DPD II Golkar Kendari, namun menurutnya keputusan DPD II Golkar Kendari bukan keputusan final bagi dirinya.

Sebab kata dia, masih ada keputusan diatasnya, yakni menungu rekomendasi tertulis dari DPP maupun DPD I Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra) terkait dukungan ke AJP.

Sambil menunggu rekomendasi itu, secara pribadi, Ketua Komisi III DPRD Kota Kendari membeberkan bahwa dia lebih tertarik dukung Siska Karina Imran sebagai pendamping Sulkarnain Kadir disisa jabatan 2017-2022, ketimbang AJP.

Memilih anak mantan Bupati Konawe Selatan (Konsel) itu dan mengabaikan arahan DPD II Golkar Kendari, bukan tanpa alasan.

Kepada Detiksultra.com, Rajab Jinik mengaku selain memilih Siska Kirana Imran berdasarkan hati nurani, dirinya juga diminta dari masyarakat atau konstituennya untuk memilih Siska Kirana Imran di Pilwawali Kendari.

“Permintaan tokoh-tokoh masyarakat Kendari-Muna (konstituen) yang memilih saya di Pemilihan Legislatif (Pileg) kemarin, untuk memilih Siska,” beber dia, Sabtu (15/2/2020).

BACA JUGA :

Selain itu pertimbangan lainnya, lanjut Rajab Jinik harusnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kendari mengusulkan Cawawali dari Partai Amanat Nasional (PAN), bukan dari partai lain.

“Pertimbangan saya secara pribadi, mestinya kalau sebelumnya walikota adalah PAN dan wakilnya PKS, kenapa tidak dibalik saja, supaya tidak ada yang merasa dirugikan dalam pemerintahan,” terangnya.

Olehnya itu dia menegaskan, jika sampai menjelang hari hak, rekomendasi tertulis dari DPP maupun DPD I Golkar belum juga ada. Maka dirinya tetap pada pendiriannya untuk memilih Siska Kirana Imran.

“Intinya saya menunggu rekomendasi itu. Jika tidak ada, maka saya akan memilih sesuai pilihan saya dan permintaan konstituen saya,” tukasnya.

Reporter: Sunarto
Editor: Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button