Safari Ramadan di Masjid Al Alam, ini Isi Ceramah Pj Gubernur Sultra
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pj Gubernur Sultra melakukan safari Ramadan pertamanya di Masjid Al Alam Kendari, Senin malam (21/5/2018). Ini pengalaman pertamanya membawakan ceramah agama di masjid.
Menurutnya, Ramadan tahun ini ada nuansa lain bagi masyarakat Sultra pada umumnya dan masyarakat Kota Kendari khususnya karena kali pertama Masjid Al Alam dimanfaatkan untuk pusat kegiatan amaliah Ramadan.
“Diharapkan masjid yang menjadi icon Sultra, dapat mewujudkan masyarakst yang religius dan dapat menambah kekhusyu’an jemaah dalam menunaikan ibadah di bulan suci ini,” ucap Teguh Setyabudi mengawali ceramahnya.
“Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh hikmat, bulan pertama kali Al Qur’an diturunkan, bulan yang diwajibkan untuk berpuasa, bulan pahala dilipatgandakan, bulan Lailatul Qadar-malam seribu bulan, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: ‘andaikan umatku mengetahui akan bln Ramadhan maka mereka pasti menginginkan selama 1 tahun itu seluruhnya bulan Ramadan,” sambungannya.
Kesempurnaan ibadah puasa, lanjutnya, dapat dicapai secara optimal bila kita memaknai puasa dengan benar yaitu, pertaman, puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi menahan semua godaan duniawi yang biasa dilakukan panca indra kita.
Rasulullah SAW bersabda: “berapa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.
Kedua, puasa membentuk manusia yang mampu mengoptimalkan kontrol diri. Rasulullah SAW bersabda: “wahai para pemuda, barang siapa diantara kamu yang sudah mampu menikah, maka menikahlah.
“Karena sesungguhnya menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan, dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi pengekang syahwat/hawa nafsu,” kutipnya.
Ketiga, puasa sebagai momentum ujian keimanan, dimana hanya dirinya dan Allah SWT yang mengetahui (ibadah sirriyyah). Rahasia antara manusia dengan Al-Khaliq.
“Allah SWT dalam hadits Qudsi berfirman: “Kulluu’amali ibnu aadama lahu illashshiyaam. Fa innahu lii wa ana ajzii bihi” setiap amal manusia untuk dirinya sendiri, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk Aku. Dan Akulah yang membalasnya,” imbuhnya.
Keempat, melalui ibadah puasa akan melahirkan manusia-manusia yang memiliki al-hasasiyyah al-ijtima’iyyah (kepekaan sosial yang tinggi) karena saat itu kita dapat merasakan penderitaan sesama yang menahan lapar dan haus.
Diakhir ceramahnya, Teguh Setyabudi mengatakan, situasi dan kondisi masyarakat Sultra sangat kondusif dalam keberagaman, namun harus mencermati gerakan radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama yang dipakai memecah belah bangsa Indonesia.
“Perlunya peran dari pemuka agama dalam memberi pemahaman tentang agama secara utuh dan menyeluruh untuk lebih meningkatkan kasih sayang dan rasa persaudaraan antar sesama manusia,” pungkasnya.
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Cuncun