KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar untuk mengukuhkan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum dan merestrukturisasi internal partai, nampaknya berdampak pada perubahan konstelasi politik terkait arah dukungan Partai Golkar jelang Pilkada serentak 2018 mendatang.
Perubahan konstelasi tersebut terjadi di Pilgub Jawa Barat. Partai berlambang pohon beringin ini mencabut dukungan kepada Ridwan Kamil sebagai bakal calon (Balon) Gubernur Jawa Barat. Hal itu dilakukan karena Ridwan Kamil melanggar kesepakatan dengan DPP Golkar yang tak kunjung menetapkan Daniel Mutaqien Syafiuddin, yang merupakan kader Golkar sebagai pasangannya.
Hal yang sama bisa saja terjadi di Sultra. Pasalnya Ali Mazi sebagai bakal calon (balon) Gubernur Sultra yang diusung oleh Partai Golkar, sampai hari ini belum menetapkan salah satu dari tiga nama yang direkomendasikan oleh 17 DPD II kabupaten/kota yakni Dewi Tamburaka, Imam Al Ghozali dan Muhammad Basri sebagai pendampingnya.
Terkait hal itu, DPD I Golkar Sultra Ridwan Bae juga meyakini, jika tidak menutup kemungkinan apa yang dialami Ridwan Kamil di Pilgub Jabar bisa terjadi pada Ali Mazi.
“Tidak mustahil jika apa yang terjadi pada Ridwan Kamil juga bisa terjadi dengan Ali Mazi, “ katanya melalui pesan singkat, Senin (18/12/2017).
Beragam isu yang berkembang di internal Golkar Sultra yang belum final ini, membuka peluang Asrun-Hugua untuk menarik dan mengalihkan arah dukungan partai ke dalam koalisinya. Memanfaatkan momen Munaslub Golkar yang masih berlangsung di Pusat saat ini.
“Peluang itu ada, itu momentum untuk bisa melakukan lobi, karna saya lihat di Golkar ini ada kecenderungan harus sesuai prosedur mekanisme baku bagi mereka, jadi yang pakai jalan-jalan pintas itu saya lihat mau didudukan kembali. Tentu ini kesempatan bagi kita, kalau peluang itu ada bisa kita ambil,” tutur Asrun usai mengikuti deklarasi Kopi Surga di Kendari pada Selasa malam (19/12/17).
Asrun menegaskan, dalam upaya koalisinya merebut dukungan partai yang dipimpin Airlangga Hartarto tersebut, pihaknya melakukan komunikasi politik yang intensif di berbagai tingkat pimpinan partai Golkar tersebut.
“Komunikasi politik tetap kita bangun, baik itu lintas DPD I, maupun lintas partai. Pimpinan partai di pusat saya suruh juga untuk melobi DPP-nya (Golkar). Sekarang ini di pusat ada hubungan antar pimpinan untuk barter politik, ini juga momen yang bisa kita peroleh,” pungkas Asrun.
Semangat membajak Partai Golkar untuk mengusungya, tidak lain tidak bukan adalah demi meraih kemenangan besar. Asrun bahkan tetap berambisi untuk melawan kotak kosong pada Pilgub Sultra 2018 mendatang.
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Ann