KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Yayasan Panti Asuhan Al Ihklas Baruga, yang terletak di sekitar Pasar Baruga, Kota Kendari, memiliki 32 anak asuh berstatus yatim piatu.
Sebanyak 3 orang di antaranya akan memulai pendidikan di Sekolah Dasar, 1 orang lainnya akan melanjutkan pendidikan pada jenjang SMP. Namun keinginan anak-anak yang memiliki nasib berbeda ini bisa pupus, karena terkendala biaya.
Mereka adalah Muhammad Azis, Abdul Rahman dan Aisyah yang akan masuk SD, sementara yang akan masuk SMP yakni Aisah Salsabila.
“Kami perlu biaya untuk masuk sekolahnya mereka. Kami tidak punya uang untuk membelikan mereka pakaian sekolah dan peralatan belajar. Kami butuh uluran tangan pemerintah untuk membiayai mereka,” cetus Ketua Yayasan Panti Asuhan Al Ihklas Baruga, Marlin.
Pria yang sehari-harinya juga bekerja sebagai anggota Satpol PP di Pemprov Sultra ini mengaku, beberapa anak asuhnya saat ini tidak mendapatkan bantuan beasiswa dari sekolah.
“Dulu pernah ada, tapi sekarang tidak ada lagi yang dapat beasiswa. Agar anak-anak ini bisa tetap sekolah, kami butuh perhatian pemerintah,” harapnya.
Selain itu, anak-anak di panti tersebut tak memiliki lemari untuk menyimpan pakaian. Hingga mereka terpaksa menyimpan pakaiannya dalam karung.
“Kami butuh sekali lemari untuk tempat simpan pakaian anak-anak. Selama ini mereka gunakan lemari seadanya, bahkan mereka simpan dalam karung. Mau diapa, kami tidak punya dana untuk membelikan mereka lemari,” ujar pria yang juga atlet bela diri kempo ini.
Selama ini, menurutnya, hanya dermawan yang memberikan bantuan material bangunan sehingga gedung panti asuhan tersebut bisa berdiri. Belum ada bantuan dari pemerintah.
Marlin berharap, pemerintah memperhatikan dan lebih peduli terhadap anak yatim piatu, terutama calon gubernur yang akan terpilih nantinya, bisa memberikan bantuan yang nyata bagi anak-anak asuhnya.
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Rani