BOMBANA, DETIKSULTRA.COM – Tubuh Alfaqih (5) anak asal Desa Lampeantani Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana Sultra, hanya bisa terbaring kaku, lemas tak berdaya karena mengidap gizi buruk yang dideritanya.
Idealnya untuk anak umur 5 tahun seperti Alfaqih seharusnya sudah benar-benar tak terlihat seperti bayi. Ia seharusnya sudah mampu mengenal dunia sekitar, bermain dengan riang bersama teman terdekat.
Namun untuk Alfaqih, keriangan itu mungkin hanya bisa menjadi mimpi yang tak kunjung nyata.
Kondisinya sangat memprihatinkan, hanya kulit membalut tulang dengan tubuhnya yang lebih sering terbaring lemas tanpa daya.
Hanya Nasniati, sang ibu yang menjadi harapan Alfaqih dalam menjalani hari. Mereka tinggal dirumah yang hanya berukuran 3×5 meter. Pasrah dan sedih sudah menjadi rutinitas yang tak pernah usai.
Alfaqih mulai mengalami gizi buruk saat memasuki usia enam bulan. Upaya untuk membawanya ke rumah sakitpun sudah dilakukan sang ibu.
Dokter yang menanganinya kala itu, hanya bisa menyarankan agar Alfaqih dirujuk kerumah sakit yang fasilitasnya lebih memadai.
“Berdasarkan keterangan dokter di RSUD Poea kala itu, terdapat gangguan syaraf dan cairan dalam kepalanya yang harus dikeluarkan, tanpa itu semua maka kepalanya akan semakin membesar dan tubuhnya yang justru mengkecil,” ungkap sang bunda dengan mata yang berkaca kaca.
BACA JUGA :
Layaknya orang tua yang menginginkan kesehatan pada anaknya, ada keinginan untuk membawa Alfaqif menjalani pengobatan ke kota Makassar kala itu, namun karena kekurangan biaya, mereka hanya bisa berharap pada kunjungan petugas Puskesmas yang sekali-kali datang memeriksa kondisinya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari, Alfaqih dan ibunya hanya bisa bersandar pada penghasilan sang ayah yang berprofesi sebagai kuli panggul.
Pekerjaan mengangkat papan dari pohon yang ditebang dalam kawasan hutan, dengan penghasilan Rp500 ribu per bulan, itupun jika ada pekerjaan.
Upah sebesar itu hanya bisa digunakan untuk makan, sementara jika masih tersisa, digunakan buat beli minuman kaleng susu kental manis sebagai pengganti susu nutrisi untuk Alfaqih.
Desember 2019 lalu, Alfaqih sempat mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial Pemkab Bombana, berupa susu formula sebagai pengganti susu kental manis yang selama ini terpaksa dikonsumsi Alfaqih dan uang tunai sebesar Rp3,5 juta.
Kini uang tersebut telah habis untuk membeli obat dan segala kebutuhan Alfaqih. Tersisa hanya rasa pasrah dan sedih, melihat kondisi Alfaqih yang semakin hari semakin memprihatinkan, mengharap uluran tangan dengan kerendahan hati para dermawan.
Hanya harapan yang dimiliki Alfaqih untuk dapat tumbuh sehat. Harapan agar masih diberi waktu untuk menggambar diatas kertas putih tentang bermain dan bergembira.
Reporter: Arif
Editor: Qs