KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Ketatnya persaingan penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018, yang menerapkan sistem grade berbasis komputer, ternyata menjadi catatan penting perguruan tinggi di Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam meningkatkan kualitas mahasiswa, salah satunya Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra).
Rektor Unsultra, Prof. Andi Bahrun, gencar meyakinkan mahasiswa, bahwa kuliah tidak hanya mengejar ijazah saja, tetapi lebih pada pemahaman sesuai kompetensi keilmuan yang berdaya saing.
Minimnya jumlah peserta seleksi CPNS yang lolos melalui sistem grade pada tes lalu, membuktikan kurangnya penguasaan ilmu para peserta dalam menjawab soal.
Padahal, butir soal pada seleksi CPNS tersebut, sudah diformulasikan pemerintah untuk mencari calon PNS yang benar-benar berkualitas, tidak lagi menggunakan sistem dulu, yang marak diterpa isu sogok menyogok dalam seleksi rekrutmen pegawai negeri.
[artikel number=3 tag=”mahasiswa,kampus,unsultra” ]
“Yah ini fakta, kami di Unsultra benar benar memotivasi mahasiswa agar jangan hanya mengejar selembar ijazah, tapi harus menguasai isi dan kompetensi ilmunya,” ungkap Andi Bahrun, Jumat(7/12/2018).
Meski paradigma alumni Unsultra dituntut tidak harus jadi PNS, namun acuan seleksi yang mengedepankan kualitas itu, menjadi cambuk bagi Unsultra untuk memotivasi mahasiswanya, agar tidak santai dalam menyelesaikan pendidikan.
Reporter : Dahlan
Editor: Sumarlin