Opini

Surat Terbuka Untuk Anggota Dewan Yang Dilantik

Dengarkan

Selamat, karena loyalitas dan pengabdian anda kepada rakyat, membutuhkan usaha yang luar biasa bahkan tidak sebanding dengan gaji pokok yang akan anda terima. Jika dibandingkan dengan gaji para manajer startup yang konon senilai Rp 150.000.000 /bulan, tentu gaji anda terlalu kecil dan tidak ada apa-apanya. Padahal berbagai permasalahan warga sudah kompleks, jika mau dibilang “annus horibbilis”. Keberadaan pin emas dan empat pasang baju dinas, tentu masih belum sebanding dengan gaji Achmad Zaky, selaku CEO Bukalapak.

Jangan khawatir dengan mereka yang selalu demonstarsi berteriak tentang gaji bapak yang puluhan juta rupiah. Karena mereka tidak tahu yang sebenarnya, mungkin mereka malu dan iri kepada bapak, ingat iri sebagai tanda tak mampu.

Terlebih lagi kepada mereka yang belum terpilih jadi anggota DPRD pada Pilkada kali ini, jangan putus asa masih ada waktu 5 tahun yang akan datang untuk mencalonkan diri. Belajar dari para pendukung Liverpool yang bertahun-tahun di bully tapi mereka tetap meyakini bahwa klubnya adalah klub terbaik sejagat raya. Slogannya saja “you never walk alone”. Jadi jangan putus harapan.

[artikel number=3 tag=”opini,dprd”]

Atas kondisi demikian kami warga Sulawesi Tenggara, mengerti dan bisa menerima mengapa bapak-bapak sering kali bolos dalam rapat komisi, dengar-pendapat, bahkan dalam pertemun dengan para adik mahasiswa di daerah ini. Kami hanya berharap semoga bolosnya bapak-bapak, karena terinprasi dari bolosnya anak-anak STM yang ikutan demontrasi dengan mahasiswa, dibanding es-em-ka yang loyo.

Kestabilan di daerah ini tentu menjadi cerminan dari ke-stabilan di ruang parlemen kita. Stabil jangan sampai ada (lagi) pejabat yang kena OTT KPK, karena ini berbahaya dapat menjatuhkan martabat dan citra anda sebagai wakil rakyat yang terhormat.

Kami rakyat Sulawesi Tenggara sepenuhnya sadar bahwa bapak-bapak sebagai wakil rakyat tidak bisa memenuhi semua janji-janji dan kehendak kami. Karena kami sadar hidup di dunia ini tidak semudah itu. Jika semua keinginan dan kehendak kami terlaksana, mungkin kami perlu merenung dan bertanya, apakah kami sedang hidup di dunia atau sedang berada di surga?

Kami mengerti tidak bisa menuntut banyak atas kinerja bapak-bapak, kami tidak membutuhkan bapak-bapak sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan aspirasi dan kehendak semua warga Sulawesi Tenggara, bahkan sampai dipenuhi kucuran keringat dan darah. Karena kami sadar tugas bapak-bapak bukanlah bekerja, namun hanya duduk. Keterpilihan bapak-bapak dalam perlemen hanya untuk memperebutkan kursi bukan perebutan pekerjaan.

Ditengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, harga-harga sembako tidak pernah turun malah naik terus, dan susah dapat pekerjaan¸ bapak-bapakrela dan ikhlas memilih tugas yang tidak dikategorikan sebagai pekerjaan oleh Dinas Ketenaga-kerjaan di republik ini. Karena yang termasuk pekerjaan atau mata pencaharian adalah mereka yang berprofesi sebagai buruh bangunan, petani, PNS. Wiraswasta, sedangkan menjadi anggota DPRD tidak diakui sebagai jenis mata pencaharian.

Sekali lagi, terima kasih pak atas perhatiannya kepada kami. Kami yakin semua anggota DPRD yang terpilih periode ini, tanpa henti memikirkan kami rakyatnya. Rakyat yang tidak tahu apa-apa soal politik. Rakyat yang isinya kepalanya di penuhi dengan tontonan sinetron, komedi, dan berita pelemahan KPK.

Bersamaan dengan surat ini kami mohon agar bapak-bapak dapat mewakili aspirasi kami untuk bubarkan saja yang namanya KPK. Karena kami khawatir jika KPK terus hidup menjalankan tugas dan fungsinya, maka akan menganggu ketenangan bapak dalam pembahasan soal anggaran, kami khawatir keberadaan bapak-bapak nanti ditahan dan dijadikan status tersangka oleh KPK.

Jika itu terjadi lantas, siapa yang bertanggung jawab dengan anak, istri, keluarga bapak? Mereka nanti tidak bisa jalan-jalan keluar negeri untuk update status, atau ikut-ikut perjalanan dinas, studi banding, kunjungan kerja. Jadi tolong pak supaya daerah kita ini aman, keturunan bapak sampai yang ke 7 turunan hidupnya terjamin dan tak perlu bekerja keras, sekali lagi bubarkan saja KPK. Kami yakin jika bapak bisa bubarkan KPK, pasti pak presiden RI akan dukung bapak.

Yang terakhir sebagai bagian dari aspirasi kami, dalam surat ini kami juga sampaikan masukan agar kinerja bapak dapat maksimal memperjuangkan hak kami tanpa fitnah dan hoax dari berbagai media sosial.

Munkin perlu dipikirkan bila agar bapak-bapak tidak tertidur saat sedang ikut rapat atau sidang, mungkin perlu kursi yang bapak gunakan selama ini diganti dengan kursi kayu panjang tanpa sandaran seperti kursi gerobak penjual bakso dipinggir jalan. Dengan kursi model begitu tentu bapak-bapak tidak bisa sandar-sandar, yang lama-kelamaan membuat mata menjadi ngantuk. toh, jika ternyata keberadaan model kursi kayu gerobak bakso tidak bisa juga menghentikan bapak dari rasa kantuk, saran kami yang terakhir buang saja! sekalian kursinya pak. Coba bapak ingat-ingat saat kampanye dulu,  saat dangdutan dengan artis ibukota atau saat jogetan didepan kami, kami semua penonton tidak ada yang tertidur karena semua penonton berdiri tidak ada yang duduk.

Demikian surat dari kami, besar harapan kami agar surat ini jadi perhatian bagi para anggota dewan yang barusan saja dilantik.

Salam lestari.

Penulis             : Kia
Email               : [email protected]
Aktivitas         : Pegiat Media – Pecinta Alam

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button