Nasional

Hari Kartini : Mulai Dari Para Perawat Pasien Covid Hingga Wanita Penakluk Api

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Berang kali jika disematkan sebagai sosok perempuan tangguh titisan R.A Kartini, merekalah sosok wanita itu.

Para Perawat Wanita Biddokes Polda Sultra, Wa Ode Marulana(41) dan Syamsiah(41), yang selalu berjibaku digaris depan melawan pandemi virus Corona. Ada juga sosok dewi penakluk api, Niluh Widyawati(20),yang berjuang membebaskan masyarakat dari polusi asap akibat kebakaran hutan di Sultra.

Kumpulan Wanita ini bukanlah sekedar kaleng-kaleng ketika digambarkan dalam bahasa kekinian. Dapat dikata menekuni profesi yang menantang bahaya, bukanlah suatu yang mesti terus dikhawatirkan bagi para wanita ini.

Singkat saja Marulana yang akrab dengan sapaan Lana tidak pernah ragu dengan keputusan yang ia ambil sebagai seorang perawat. Diskriminasi sosial, larangan serta kesulitan ia tempuh demi kemaslahatan umat yanh lebih dikedepankan ketimbang yang lainnya.

“Cukup banyak suka duka yang saya rasakan setelah menjadi perawat hingga berenjak 20 tahun profesi yang saya geluti ini. Menghadapi covid tentu saja menimbulkan ketakutan dan rasa pasrah bagi kami, akan tetapi mereka yang membutuhkan pertolongan kami memberikan semangat baru pula untuk kami khusuanya pasien positif Covid-19,” ungkapnya, Selasa(21/4/2020) ketika ditemui saat bertugas di RS Bhayangkara.

Hal serupa juga nyatanya senada dengan yang dirasakan oleh Syamsiah yang juga menjabat sebagai Koordinator perawat di RS Bhayangkara.

“Semua orang pasti takut, kami pun juga takut dan sempat dikucilkan dilingkungan pribadi kami. Akan tetapi hal itu tidak menjadi alasan kami untuk menolong sesama,” jawabnya dengan lugas ketika ditanyai.

Berbeda profesi dengan kedua perawat tersebut, sosok tangguh Niluh Widyawati yang berjuang bersama Brigade Manggala Agni Da Ops Sultra mulai terbentuk saat melihat banyaknya anak-anak yang terpapar kabut asap dan menderita ISPA karena kebakaran lahan hutan.

“Awalnya saya sempat ragu dengan profesi ini akan tetapi tekat saya yang begitu kuat dan tim saya yang selalu mendukung saya dilapangan. Hal itu lantas membuatnya memantapkan langkah dengan profesi ini,” tukasnya.

Bukan pekerjaan mudah saat seorang wanita harus memikul selang yang cukup besar dan berjalan berjalan diterik matahari sembari menghirup asap dari kobaran api.

Bahkan semua lelaki pun belum tentu sanggup untuk melakukan hal tersebut. Hal itulah juga yang mengangkat namanya sebagai satu-satunya wanita penakluk api di Sultra.

Serta berhasil meraih pengharagaan sebagai Srikandi KLHK di hari Perempuan Internasional.

Reporter : Gery
Editor : Haikal

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button