Kesehatan

Brimob Simulasi: Penumpang Pesawat Diduga Terinfeksi Covid-19 di Bandara Haluoleo

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Dalam mengantipasi dan menanggulangi darurat wabah bencana penyakit covid -19 Polda Sultra menggelar simulasi penanganan virus cotna, yang melibatkan Personil Subden Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) Detasemen Gegana, dan Poliklinik Sat Brimobda Sultra, dan Instansi Provinsi Sulawesi Tenggara, di Mako Brimob Polda Sultra, (18/3/2020).

Simulasi merupakan wujud keseriusan Polda Sultra dan pemerintah daerah dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang ditetapkan bencana nasional oleh pemerintah.

Simuasi dihadiri Tim Medis Dinkes Prov. Sultra, Tim Medis Lanud Haluoleo Kendari, Tim Medis Lanal Kendari, ASDP Kendari, Tim Medis RSAD Dr.R. Ismoyo, Tim Medis RS. Bahteramas, Tim Medis RS. Bhayangkara, Tim Medis Klinik Teratai SatBrimob Polda Sultra,dan Tim Medis Dinas KKP.

Perlengkapan simulasi penanganan Covid-19 yang digunakan yaitu Transportable Portal Monitoring, Pneumatic shower, Bak Decon, Masker SCBA, Tabung SCBA, LCD 3.3, Sertech, X-am 7000, Mobil Decon, Clean air, Baju Level C, Kompresor SCB, R4 Ambulace 7 Unit, R6 Bus 1 Unit, Ransus KBR 1 Unit.

AKBP XTL Nadaek yang memimpin pelaksanaan simulasi mengatakan, pihaknya telah melaksanakan latihan sebelumnya namun ada beberapa perubahan untuk menyamakan persepsi dan menyempurnakan latihan, selain itu dia menyampaikan kegiatan simulasi instruksi langsung pemerintah pusat.

“Latihan ini kita laksanakan atas petunjuk Presiden RI melalui Inpres dan Gubernur Sultra agar melaksanakan pelatihan simulasi bersama pemprov,” ujarnya

Aplikasi latihan simulasi penanganan dekontaminasi dalam rangka mengantisipasi penyebaran wabah virus corona diasumsikan bahwa didalam pesawat Sultra Air yang mengangkut 100 orang penumpang dari provinsi X, baru tiba di Bandara Halu Oleo Kendari, (18 /3/2020).

Pilot Pesawat ATC melaporkan terdapat penumpang tiga penumpang sakit dengan gejala demam, batuk dan sesak nafas . ATC Kemudian berkoordinasi dengan UPBU Haluoleo terkait laporan tersebut, yang kemudian Kepala UPBU Haluoleo menginstruksikan petugas posko kedaruratan kesehatan mengambil langkah respon penanggulangan.

Kemudian Bidang Kesehatan, Bidang Keamanan, Bidang Informasi dan Komunikasi serta Bidang Logistik melakukan persiapan sesuai SOP, pesawat di instruksikan mendarat di remote area atau zona karantina , kemudin Tim Verifikasi yang terdiri dari pejabat karantina KKP Kelas II Kendari yang telah menggunakan APD menuju pesawat Sultra Air untuk memverifikasi laporan tersebut.

Tim Verifikasi KKP berkoordinasi dengan awak pesawat dan memberikan masker N95 Kepada penumpang sakit yang telah dipindahkan ke bagian belakang pesawat, lalu Tim verifikasi melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terhadap penumpang sakit dan screening suhu menggunakan thermal termasuk ke penumpang lain.

Bagi penumpang terindikasi suspect, akan turun dari pesawat dijemput oleh tim evakuasi melalui jalur yang berbeda dengan penumpang yang sehat. Tim kemaudian melakukan evakuasi suspect yang telah di disinfeksi menggunakan ambulans menuju ruang isolasi diluar apron.

Lalu, Penumpang sehat turun melalui pintu terpisah kemudian didisinfeksi oleh tim KBR selanjutnya menggunakan bus menuju terminal dan pulang ke rumah masing-masing dengan dibekali HAC dan edukasi untuk isolasi diri di rumah.

BACA JUGA :

Penumpang yang kontak erat akan turun terakhir kemudian di disinfeksi oleh tim KBR selanjutnya menggunakan bus khusus menuju tempat karantina. Setelah sampai ditenda isolasi orang-orang yang terduga terpapar COVID-19 diperiksa serta distabilkan kondisinya lalu hasilnya dicatat dan dilaporkan saat berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan COVID-19 di Sulawesi Tenggara dalam hal ini Rumah Sakit Bahteramas .

Dan Semua petugas yang terlibat, ambulans dan alat angkut dilakukan dekontaminasi oleh KBR dengan menggunakan larutan BX29 untuk memutus mata rantai penularan dari petugas dan alat Angkut ke lingkungan sekitarnya.

Pasien diantar menggunkan ambulance ke rumah sakit rujukan di Rumah Sakit Bahteramas. Sesuai prosedur, pasien ditempatkan di ruang high risk dan diperiksa oleh dokter, Setelah pasien ditangani oleh tim Rumah Sakit Bahteramas sesuai dengan keluhannya. Tim dari Rumah Sakit Bahteramas akan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melaporkan kasus baru untuk di hari berikutnya diambil sampelnya dan dikirim ke laboratorium di Jakarta untuk hasilnya akan diterima 3 sampai 5 hari setelah pengiriman sampel.

Jika dalam menunggu hasil pasien mengalami perburukan kondisi kesehatan telah disediakan ventilator Rumah Sakit Bahteramas, Tim KBR juga melakukan dekontaminasi kepada personilnya.

Para Penumpang yang kontak erat dilakukan karantina selama 14 Hari. Selama di karantina dilakukan pengawasan kesehatan dan keamanan semua orang yang dikarantina dilakukan pembatasan interaksi kepada orang lain dan pembatasan sosial. Para penumpang akan sepenuhnya berkegiatan di dalam tenda karantina di dalam pengawasan tim terpadu dan tidak diperbolehkan keluar.

Para penumpang yang dikarantina akan dievaluasi kondisi kesehatannya 3 kali sehari. Apabila sakit, akan dipisahkan ke tenda rumah sakit dan akan kembali dikarantina. Penumpang yang sudah melakukan 14 hari masa karantina akan di umumkan kepulangannya oleh tim medis.

Reporter: Gery
Editor: Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button