KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Istri – istri nelayan yang tergabung dalam komunitas masyarakat pesisir teluk kendari, menyoroti pembangunan infrastruktur di kawasan teluk Kendari. Keberadaan proyek reklamasi yang tak kunjung selesai itu dianggap meresahkan dan mengurangi pendapatan ekonomi para istri nelayan, khususnya mereka yang berdomisili di pesisir teluk wilayah kelurahan Tipulu dan Sodoha.
Akibat reklamasi teluk, ruang gerak membantu suami mereka mencari ikan untuk kebutuhan hari – hari semakin sempit dan dirasakan sejak proyek tersebut di kerjakan sejak tujuh tahun lalu.
Akibat penyempitan teluk, aktifitas suami mereka yang merupakan nelayan cukup terganggu, tidak sedikit dari mereka terpaksa menganggur karena tak memiliki pekerjaan lain.
Situasi itu semakin sulit dirasakan Lina, salah satu keluarga nelayan pesisir teluk Kendari, setelah tidak mendapat jaminan asuransi nelayan dan bantuan dana untuk pengadaan kapal dari pemerintah.
“Susah bertahun-tahun kita rasa begini, adanya proyek di teluk mengganggu pekerjaan kita yang ingin bantu suami penuhi biaya sekolah anak-anak dan makan hari-hari,” Ungkap Lina, Selasa sore (23/10/2018).
Keresahan komunitas ibu-ibu pesisir ini, diungkapkan mereka dalam kegiatan Talk Show, yang dilaksanakan pengurus
Solidaritas Perempuan (SP) kota Kendari.
Badan Eksekutif Komunitas Solidaritas Perempuan Kendari, Wa Ode Surti Ningsih mengaku prihatin dengan kondisi ini. Ia mengajak semua pihak turut andil menanggapi persoalan yang dialami masyarakat pesisir Kota Kendari.
“Kawan-kawan mahasiswa serta kawan media melihat hal itu untuk bersama-sama menyebarluaskan kepada para pemangku kebijakan untuk mencanangkan ruang pesisir teluk Kendari, dampak infrastruktur telah merugikan masyarakat kecil” katanya.
Talk Show Solidaritas Perempuan dilaksanakan dalam rangkaian Peringatan Hari Pangan Sedunia, dengan tema ‘Tantangan Perempuan Pesisir dalam Pemenuhan dan Perlindungan Hak Atas Pangan’ di salah satu hotel di Kendari, Selasa (23/10/2018).
Reporter: Dahlan
Editor: Fizzi