Program BKSDA Sultra pada 2022 Tuntas, Konsisten Jaga Populasi Satwa dan Habitatnya
KENDARI,DETIKSULTRA.COM – Sepanjang 2022, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara (Sultra) telah menuntaskan program kerja, yaitu serapan anggaran yang selaras dengan program fisik.
Kepala BKSDA Sultra Sakrianto Djawie mengatakan, berbagai program sudah dilaksanakan di antaranya melindungi kawasan konservasi dan satwa yang ada di dalamnya.
“Misalnya satwa khas yang merupakan spesies prioritas Sultra yakni anoa dan maleo, program perlindungan satwa itu dilakukan rutin setiap tahun di kawasan konservasi” katanya, Selasa (27/12/2022)
“Upaya kita mengontrol dan meningkatkan populasi satwa itu ialah dengan melakukan monitoring populasi, pembinaan habitat dan penyuluhan kepada masyarakat sekitar untuk turut menjaga dan melindungi satwa dilindungi tersebut,” ungkap dia.
Ada pula kegiatan pengamanan kawasan konservasi yang bersifat patroli pencegahan gangguan kawasan.
Tidak sampai situ saja, pihaknya pun melakukan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi dengan memberikan bantuan ekonomi produktif. Setahun ini sudah 13 desa tersalurkan.
Dilakukan pula perjanjian kerja sama penguatan fungsi dalam rangka kemitraan konservasi dengan kelompok masyarakat sekitar kawasan di blok tradisional TWA Teluk Lasolo dan TWAL Kepulauan Padamarang sedangkan kerja sama pembangunan strategis yang tidak dapat dielakkan dilakukan untuk perlintasan kapal di blok khusus TWA Teluk Lasolo.
BACA JUGA : BKSDA Sultra Sebut Kemunculan Anoa di Konawe untuk Menjelajah
“Seperti tahun-tahun sebelumnya terdapat sumbangan PNBP dari peredaran TSL serta kunjungan wisata alam di kawasan taman wisata alam dan suaka margasatwa”.
“Penanganan konflik satwa dan manusia yang terjadi selama dua tahun terakhir, seperti konflik buaya muara dengan manusia,” katanya.
Konflik terjadi, kemungkinan karena habitatnya sudah rusak. Penanganan selanjutnya dengan melakukan sosialisasi ke masyarakat dan melepaskan kembali satwa ke habitatnya.
Pencegahan kebakaran hutan pun menjadi tugas BKSDA. Di 2022 ini, tidak ada laporan kebakaran dan berharap tidak terjadi.
“Selain itu yang tidak kalah penting upaya pemulihan ekosistem dilakukan dengan penanaman maupun pengkayaan tanaman di beberapa kawasan konservasi seluas 312,3 ha,“ pungkas Sakrianto. (bds)
Reporter: Septi Syam
Editor: Biyan