KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pasca perseteruan antara pihak Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Baruga yang menduga aktifitas pelebaran jalan yang dilakukan oleh PT. Baringeng dinilai lalai, sehingga debu jalan menjadi polusi udara di Sekolah tersebut, akhirnya menghasilkan titik temu antara kedua belah pihak.
Pasalnya setelah melalui proses mediasi oleh Lurah Wondudopi, Syafril A. Tekaka, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk bersama-sama melakukan konstruksi darurat guna mencegah debu-debu beterbangan yang akhirnya menimbulkan polusi udara di SLB Negeri Baruga.
“Sebenarnya ini hanya permasalahan miskomunikasi saja antara kedua belah pihak, dimana pihak sekolah tidak mempermasalahkan perihal pelebaran jalan dan menganggap baik hal tersebut, akan tetapi sumbangsih debu kendaraan yang lalu lalang itulah yang menjadi permasalahan,” pungkasnya, Kamis(19/9/2019).
Dari hasil mediasi tersebut sudah ada kesepakatan terkait pihak Kelurahan, Perusahaan, Babinsa dan Babinkantibmas akan bergotong royong membuat plang jalan dan polisi tidur untuk mengurangi dampak debu, dan ia mengaku akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar turut memberikan bantuan mengingat masa depan generasi bangsa turut dipertaruhkan.
Disisi lain juga ia menjelaskan, bahwa pihak pengelola perumahan dari PT. Baringeng, rupanya melakukan pelebaran jalan atas dasar masukan dari masyarakat sekitar yang mengeluh untuk meningkatkan akses jalan yang terlalu sempit. Kemudian telah mengajukan izin ke Kelurahan Wondudopi untuk melakukan pelebaran jalan.
Pengelola PT. Baringeng, Andi Asri, turut membenarkan tanggapan Lurah terkait dirinya telah meminta izin dan perbaikan tersebut atas dasar permintaan warga lainnya.
“Hal tersebut bukan inisiatif saya, melainkan permintaan warga yang kemudian saya melaporlah ke pak Lurah dan kebetulan pada saat itu beliau mengizinkan, dan nanti setelah masuk musim kemarau ini saya pun mendapat komplain yang akhirnya bertemulah dengan pihak Sekolah dan untuk menjanjikan kalau alat yang kami pakai telah bagus kami pastinya akan turun membantu pembenahan jalan agar tidak berdampak pada proses pembelajaran di SLB,” ucapnya.
Jelasnya lagi bahwa setelah proses mediasi oleh Lurah, Babinsa dan Babinkantibmas segala permasalahan telah selesai mengingat hal tersebut karena kurangnya komunikasi saja, dirinya pun mengaku siap membantu apabila pihak sekolah dan masyarakat akan melakukan pembenahan darurat sambil menunggu perbaikan alat miliknya telah selesai.
Disisi lain Kepala Sekolah SLB Negeri Baruga, Sitwan akhirnya menyambut antusias tanggapan tersebut. Ia berharap melalui mediasi tidak ada lagi siswanya yang mengeluh sakit dan tidak datang untuk bersekolah akibat polusi debu.
“Tadi sudah dijelaskan oleh Lurah dan pihak perusahaan bahwa akan melakukan perbaikan darurat dengan membuat plang jalan dan polisi tidur guna mengurangi debu yang bertebaran. Kasian anak-anak banyak yang mengeluh sakit, sehingga dari 30 siswa yang aktif hingga saat ini tersisa cuma beberapa yang ke sekolah,” tandasnya.
Reporter : Gery
Editor :Dahlan