Metro Kendari

Muswil IV KAHMI Sultra Hadirkan Calon Gubernur Sultra Potensial Dalam Forum Diskusi

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Ketua Panitia Musyawarah Wilayah (Muswil) VI Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Dr. Nasrudin mengatakan, muswil akan digelar selama dua hari, yakni 3-4 September 2022.

Namun sebelum puncak Muswil VI KAHMI Sultra pada 4 September 2022 nanti, Nasrudin menyampaikan akan didahului agenda diskusi pramuswil yang digelar di salah satu hotel di Kendari.

Rangkaian pramuswil ini dengan agenda diskusi atau temu tokoh, akan menghadirkan narasumber dari para kandidat bakal calon (Balon) Gubernur Sultra 2024.

“Yang digadang-gandang maju tarung kita hadirkan sebagai narasumber. Adapun yang sudah konfirmasi kehadiran ada 10 orang kandidat. Jadi nantinya forum diskusi nanti kita bagi dua sesi. Sesi I pagi setelah pembukaan pramuswil dan sesi II di siang hari,” ujar dia di Kendari, Jumat (2/9/2022).

Keesokan harinya, 4 September 2022, lanjut Nasrudin, pada pagi hari bakal diadakan jalan santai star dari Sekretariat KAHMI dan finis di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra.

Kemudian dilanjutkan sarasehan atau pertemuan untuk para alumni HMI yang menghadirkan narasumber ternama dari Jakarta.

Mereka adalah Majelis Nasional Presidium KAHMI Ahmad Doli Kurnia, Staf Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Samsul Qomar, Nadira Seha Nur perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Kemudian ada perwakilan dari Menteri Keuangan Edi Gunawan serta Rasman Manafi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Sarasehannya juga dibagi dua sesi pagi dan sore hari. Setelah itu lanjut pada acara inti, pemilihan Majelis Presidium KAHMI Sultra periode 2022-2027,” jelasnya.

Nasrudin berharap kegiatan Muswil VI KAHMI Sultra ini dapat berjalan secara fair dan damai. Menurutnya, kegiatan ini adalah wadah untuk mempererat kekeluargaan dan silaturahmi antar para alumni HMI.

Sebab harapan lainnya dirinya tidak ingin ajang Muswil IV KAHMI Sultra 2022 ini menjadi terkotak-kotak karena adanya kepentingan pribadi.

“Karena momen ini untuk mempererat kekeluargaan para alumni. Sehingga jika demikian, harus aspiratif dan akomodatif, sebab semua corak warna dan dinamika yang berkembang harus menyerap semuanya. Jangan sampai terkesan ada monopoli, kita jalankan secara fair dan demokratis,” tukasnya. (bds)

 

Reporter: Sunarto
Editor: J. Saki

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button