Metro Kendari

Ini Penjelasan NU Sultra Soal Rekomendasi Jangan Sebut Kafir ke Non Muslim

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Rekomendasi Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) 2019 soal larangan menyebut kafir untuk non muslim yang kini jadi kontroversi ditengah masyarakat, khususnya Umat Muslim di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Pengurus Wilayah (PW) NU Sultra, Muslim, angkat bicara meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi tanggapan-tanggapan miring soal rekomendasi yang dilakukan di Jawa Timur itu. Dimana, kata dia, rekomendasi jangan sebut kafir bagi non muslim sebenarnya diperuntukkan pada ranah kebangsaan semata, bukan dalam pembahasan aqidah.

“Saya kan masuk dalam Komisi Bahtsul Masail Waqiyyah pada Munas tersebut, memang saat penyusunan rekomendasi itu terjadi perbedaan untuk mendudukkan istilah kafir dan non muslim. Maka, dari perbedaan-perbedaan itu dinyatakanlah dalam rekomendasi bahwa istilah kafir kalau dibawah dalam ranah aqidah, tidak boleh diubah, tetapi kalau dalam kebangsaan dan kemasyarakatan istilah itu kita minta memakai non muslim,” katanya kepada detiksultra.com

[artikel number=3 tag=”kafir,nonmuslim,” ]

Pasalnya lanjut Muslim, Nabi Muhammad SAW saat berada di Kota Makkah memang menyebut kafir, tetapi saat hijrah ke Madinah dan mengeluarkan piagam Madinah, maka tidak lagi memanggil memanggil orang beragama lain dengan sebutan kafir, hal itu semata dalam urusan kemasyarakatan.

Lebih jauh lagi, Ia mencontohkan, dalam bahasa orang jawa istilah kamu dalam memanggil orang lain itu adalah hal biasa, tetapi bagi orang Sulawesi dalam menyapa orang lain lebih suka memanggil dengan sebutan “Kita”. Hal tersebut dilakukan, karena adanya sepakatan bersama agar tidak terjadi ketidaksukaan antar masyarakat.

“Jadi rekomendasi di Munas itu bukan dalam ranah aqidah, tapi lebih kepada ranah kebangsaan jangan panggil kafir tapi non muslim. Hanya saja paling tidak baik adalah kalau tanggapan-tanggapan miring itu dialihkan pada kepentingan politik,” tutupnya.

Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button