Dispar Sultra Dorong Wisata Seven Wonders sebagai Penyangga Wisata di Bumi Anoa
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Dinas Pariwisata (Dispar) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menggaungkan dan mempromosikan wisata seven wonders sebagai penyangga sektor pariwisata di Bumi Anoa. Promosi ini sebagai ajang untuk meningkatkan serta pengembangan sektor pariwisata di Sultra dengan berbagai keindahan alam yang dapat dinikmati wisatawan.
Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Dispar Sultra, Andi Syahrir mengatakan, pihaknya akan terus mengembangkan destinasi wisata di Sultra.
“Dalam pengembangan sektor pariwisata maka tahun depan kita akan berfokus pada seven wonders. Jadi ada tujuh kawasan penyangga wisata Wakatobi,” terangnya beberapa waktu lalu.
Hal ini perlu dikembangkan karena pariwisata di Sultra yaitu Wakatobi harus ada destinasi wisata penyangga lainnya.
Sesuai keputusan Gubernur Nomor 310 Tahun 2022 ada tujuh destinasi wisata penyangga Wakatobi, yakni Benteng Keraton Wolio, Karts Pulau Muna, Toronipa-Labengki, Hutan Mangrove Butur, Rawa Aopa Watumohai, Pulau Padamarang, dan Karts Matarombeo.
“Tentunya dengan adanya destinasi wisata penyangga ini maka sektor pariwisata di Sultra kedepannya akan lebih berkembang lagi,” tuturnya.
Selain itu, Dispar Sultra tidak hanya mengembangkan seven wonders, namun bersamaan dengan itu juga desa wisata terus dikembangkan dan dipromosikan.
“Jadi selain kita mengembangkan destinasi-destinasi wisata reguler kami juga mengembangkan desa wisata di Sultra,” ungkapnya.
Dispar juga terus mengembangkan ekonomi kreatif dalam mendukung destinasi dan desa wisata di Sultra misalnya kuliner, seni budaya, dan event-event pariwisata.
“Tentunya ketiga hal tersebut yang menjadi fokus kita pada tahun 2024 ke depan yakni seven wonders, desa wisata dan juga ekonomi kreatif,” pungkasnya.
Sebagai informasi, destinasi wisata di Sultra sekitar 2.067 wisata dengan keragaman daya tarik wisata alam dan budaya di Sultra terdapat 200 pantai, 200 spot dive, 100 air terjun, 100 benteng, 100 cave dive dan 100 desa wisata. (bds)
Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Wulan