BPOM Kendari Dorong Kebutuhan Pangan Aman di Desa Guna Cegah Stunting
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari terus mendorong pemanfaatan kebutuhan pangan aman di desa dalam rangka mencegah stunting di wilayah Sultra.
Ketua Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) BPOM Kendari, Hasnah Nur, mengatakan, melalui program Desa Pangan Aman pihaknya menyasar desa yang masuk locus stunting.
Kata dia BPOM sebagai salah satu lembaga vertikal, program intervensi Desa Pangan Aman dilakukan sebagai upaya korelasi program BPOM terhadap penurunan stunting di Sultra.
Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat desa dalam menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang aman.
“BPOM dalam tugas dan fungsinya sebagai pengawas obat dan makanan di Sultra, kami juga melakukan pengawasan pangan fortifikasi,” katanya di Kendari, Rabu (9/8/2023).
Lebih lanjut, melalui program tersebut yang dalam pelaksanaannya berhadapan langsung dengan masyarakat desa diberikan edukasi terkait keamanan pangan.
Terkait pengawasan fortifikasi dari hasil pengawasan yang dilakukan maka perlu pembenahan pada beberapa pelaku usaha.
“Utamanya untuk memfortifikasi garam yang tidak memenuhi ketentuan sebagai bahan gizi untuk ibu hamil,” katanya.
Hasnah mengatakan upaya pencegahan stunting melalui program Desa Pangan Aman ini telah dilakukan sejak tahun 2021, dengan target disesuaikan dengan lokus desa stunting.
Pada tahun 2021 program Desa Pangan Aman ini telah dilakukan di kabupaten kota yakni Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, dan Kolaka Timur.
Selanjutnya, pada tahun 2022 telah dilakukan di Bombana, Muna Barat dan Konkep. Terakhir di tahun 2023 ini dilakukan di Wakatobi, Buton Tengah dan Konawe Utara.
“Program Desa Pangan Aman ini memberikan bimbingan teknis dan pelatihan penanganan pangan, cara mengimplementasikan keamanan pangan di setiap mata rantai,” ungkapnya.
Sehingga katanya pangan yang diolah bernilai gizi, berkualitas, bermutu dan aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Selain itu BPOM di Kendari juga melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi melalui pemberdayaan masyarakat terkait pentingnya keamanan pangan.
Dalam edukasi tersebut juga diberikan pemahaman terkait untuk mengetahui informasi nilai gizi yang terkandung dalam pangan.
“Kami juga terus melakukan pengawalan terhadap desa stunting yang telah di intervensi, utamanya dalam pemanfaatan pangan lokal yang diolah menjadi cemilan,” tutupnya. (bds)
Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Biyan