HeadlineMuna

Penanganan Corona Tak Serius, Warga Wakadia Segel Balai Desa

Dengarkan

MUNA, DETIKSULTRA.COM – Warga Desa Wakadia, Kecamatan Watopute, Kabupaten Muna, terpaksa menyegel kantor balai desa setempat. Alasannya, pemerintah desa dinilai lamban dan terkesan tak serius dalam penanganan penyebaran wabah virus corona.
Warga setempat kesal atas kelambanan pencegahan wabah virus corona, padahal penyebarannya di wilayah Muna kian masif sehingga khawatir menjangkiti warga Wakadia.

Warga sebenarnya berharap Pemerintah Desa Wakadia bergerak cepat dengan membuat posko-posko penjagaan di wilayah batas desa.
Warga Wakadia yang juga mantan Ketua FOSKAD “Forum Mahasiswa Wakadia” Iksan mengatakan, kekecewaan terhadap pemerintah desanya, sebab mereka sudah ketakutan karena di Kabupaten Muna sudah ada warga positif virus corona.

“Kepada Pemerintah Desa agar betul-betul serius dalam melakukan pencegahan Covid-19, virus ini jangan dianggap remeh karena virus ini tidak menunggu hasil koordinasi sama siapapun sebab virus ini kita tidak tahu kapan bisa masuk,”ujarnya Kamis (7/05/2020).
Sebelumnya, Pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah Desa agar dibangun posko jaga dibatas desa untuk penanganan Covid-19, tetapi aparat desa justru tidak mengizinkan pembagunan posko jaga itu, dengan alasan pemerintah kabupaten belum mengistrusikan pembuatannya.

“Muna sudah 7 orang positif kasus pertama yang terdeteksi pada saat itu, masyarakat dan pemuda bahkan mahasiswa menegaskan kepada pemerintah Desa untuk membuat posko jaga diperbatasan desa akan tetapi pihak Desa tidak mengindahkan permintaan tersebut,” lanjutnya.

Jumadin, salah satu warga wakadia mengakui lambannya gerakan penanganan covid-19 diwilayahnya. Mereka sudah ketakutan akan bahaya mematikan covid-19. Karena khawatir, pemuda dan mahasiswa desa setempat berinisiatif sendiri mendirikan posko jaga dibatas desa mereka.

“Apabila dalam upaya memutus mata rantai Covid-19 tidak dilakukan dengan cepat dan serius maka potensi bertambahnya kasus positif Covid-19 tak terhindarkan,”ungkap Jumadin.

Sementara itu, Kapolsek Watopute, Ipda Fajar Hidayat yang menerima informasi soal penyegelan balai desa, bergerak mengamankan situasi khawatir tidak ada kericuhan.
Kapolsek mengatakan adanya gerakan protes ini berarti menandakan sudah ada Satgas Covid-19, meski belum maksimal.
“Saya turut mengapresiasi atas antusias pemuda dan mahasiswa mengambil langkah cepat melakukan pencegahan covid-19, dengan upaya penyegeraan pendirian posko jaga diperbatasan desa,”ujarnya.

Reporter: Sesra
Editor: Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button