Ekobis

Sektor Pertambangan Sumbang Ekspor Terbesar di Sultra

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat pada tahun 2022, sektor pertambangan menjadi penyumbang ekspor terbesar di Sultra dengan capaian 99 persen. Kepala Disperindag Sultra, Sitti Saleha mengatakan, terdapat 12 komoditi ekspor unggulan antara lain ferro nickel (54 persen) dan stainless steel (45 persen). persentase sisanya yaitu natural bitumen/aspal, kakap merah, ikan tenggiri, ikan kerapu, udang vennamei, gurita beku, kepiting bakau, fresh tuna loin, crabmeat dan kacang mete.

“Ekspor terbesar itu ada di sektor pertambangan, bahkan 99 persen dari ekspor di Sultra. Kemudian sisanya ada di sektor pertanian dan perikanan,” kata Sitti Saleha di ruang kerjanya, Jumat (17/2/2023).

Secara rinci, Sitti Saleha menjelaskan terkait 12 komoditi unggulan diantaranya yaitu ferro nickel dengan volume 1,3 juta ton dan nilai ekspor sebesar 2,9 miliar dolar, stainless steel dengan volume 1,1 juta ton dan nilai ekspornya sebesar 2,4 miliar dolar.

Kemudian, natural bitumen/aspal dengan volume ekspor 109 ribu ton dan nilainya 3,3 juta dolar, selain itu di sektor perikanan antara lain kakap merah dengan volume 2 ton dan nilai ekspor 10 ribu dolar, ikan tenggiri dengan volume 14 ton dan nilai ekspornya 53 ribu dolar, ikan kerapu dengan volume 1 ton dan nilai ekspornya 4,7 ribu dolar.

Udang vennamei volumenya sebesar 438 ton dengan nilai ekspor 3,6 juta dolar, gurita beku volumenya sebesar 189 ton dengan nilai ekspor 1,4 juta dolar, kepiting bakau volumenya 11,8 ton dengan nilai ekspor 33 ribu dolar, crabmeat/kepiting kaleng volumenya sebesar 0,5 ton dengan nilai ekspor 3,6 ribu ton.

“Di sektor pertanian ada komoditi unggulan yaitu kacang mete, volume ekspornya sebesar 18 ton dengan nilainya 22 ribu dolar,” tuturnya.

Sitti Saleha menjelaskan, kendala yang dihadapi di sektor pertanian saat ini disebabkan karena pelaku usaha kebanyakan mendistribusikan komoditinya antar pulau misalnya ke Makassar dan Surabaya.

Untuk itu dalam mengatasi permasalahan tersebut, Disperindag Sultra terus mengimbau serta memberikan pendampingan kepada pelaku usaha agar pengiriman komoditi dilakukan dari Sultra berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA) menuju negera tujuan.

“Karena semua sektor di Sultra memiliki potensi yang besar. Untuk itu pentingnya SKA dari Sultra agar komoditi bisa tercacat di daerah kita,” imbuhnya.

Selain itu, ia menjelaskan terkait dengan peta sebaran negara tujuan ekspor Sultra pada tahun 2022 antara lain Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, India, Hongkong, Vietnam, China, Singapore, dan Thailand. (bds)

 

Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Wulan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button