Dorong Ekspor Kopi Tolaki, BI Sultra Jalin Kerja Sama dengan Pemkab Konsel dan LPEI
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Selatan (Konsel) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menjalin kerja sama yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Nota kesepahaman tersebut dilaksanakan di salah satu hotel di Kendari yang dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sultra, Doni Septadijaya, Bupati Konsel, Surunuddin Dangga dan Kepala Devisi Kantor LPEI, Dyza R. A Rochadi, Rabu (10/8/2022).
Doni Septadijaya mengatakan, kerja sama ini merupakan tindak lanjut dalam pengembangan desa devisa melalui prodak kopi tolaki yang kini dalam proses pemasaran atau ekspor. Dikatakannya, Indonesia merupakan negara ke empat sebagai produsen kopi dunia dengan pangsa hingga sembilan persen dari pasokan kopi dunia dengan trend produksi yang tumbuh positif selama lima tahun terakhir.
Doni mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2020 bahwa terdapat delapan daerah terbesar penghasil kopi nasional dan sebagian besar terpusat di Pulau Jawa dan Sumatera yang sebagian besar berasal dari perkebunan rakyat.
Lebih lanjut kata dia, berdasarkan catatan dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) menyatakan bahwa jenis kopi robusta dan liberica masih sangat potensial untuk dikembangkan di daerah kawasan Timur Indonesia.
Provinsi Sultra pada umumnya dan khususnya Kabupaten Konsel memilki tipograti sebagian besar dataran rendah dan sangat potensial untuk menjadi salah satu daerah penghasil kopi di kawasan Timur Indonesia, khususnya untuk jenis Robusta.
“Kabupaten Konsel merupakan salah satu daerah dengan potensi pengembangan komoditas kopi yang tinggi,” ujarnya.
Menurutnya, pengembangan komoditas ini sejalan dengan visi Pemkab Konsel untuk mendorong “Satu Desa, Satu Komoditas untuk Mewujudkan Desa Maju” sekaligus menciptakan iklim pengembangan usaha yang kondusif.
Terdapat dua desa yakni Desa Amatowo dan Tridana Mulya di Kecamatan Landono. Konsel telah membudidayakan kopi ini sejak tahun 2015. Tentu didukung oleh berbagai potensi antara lain lahan perkebunan siap tanam tersedia hingga 212 hektar.
Kemudian terdapat petani penangkar bibit, tersedia tenaga kerja yang mendukung, adanya kelembagaan yang baik. Tersedia pengecer pupuk dan pestisida serta terdapat pengepul kopi lokal.
Meskipun demikian, masih terdapat berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya tersebut. Diantaranya kualitas produk yang belum terstandardisasi, kapasitas produksi yang belum mampu memenuhi permintaan buyer, dan kurangnya edukasi petani dalam budidaya dan pengembangan usaha kopi.
Mengamati kondisi tersebut, KPw BI Sultra bersama Pemkab Konsel dan LPEI bersinergi mendorong pengembangan klaster kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya dalam program bersama yang diberi nama Desa Devisa.
“Makanya melalui kesempatan ini, kami komitmen bersama dalam pengembangan klaster kopi di Konsel melalui program desa devisa,” katanya.
Dalam tiga tahun kedepan, ketiga pihak baik BI Sultra, Pemkab Konsel dan LPEI akan terlibat langsung dan bersinergi demi dalam pengembangan desa devisa klaster kopi tolaki di dua desa tersebut.
Sehingga targetnya, ke depan mampu menjangkau pasar ekspor melalui penguatan berbagai aspek. Baik produk, konsistensi dan keberlanjutan produksi, pemberdayaan masyarakat dan koordinasi antar lembaga, koordinasi antar lembaga desa devisa ekspor, produsen dan manajerial, maupun infrastruktur dan
sarana penunjang lain.
“Berbagai upaya tersebut dilakukan demi mengenalkan Kabupaten Konsel kepada dunia, dengan semangat menjadikan kopi Tolaki mampu Go Digital dan Go Export,” tukasnya. (bds)
Reporter: Sunarto
Editor: Wulan Subagiantoro