WAKATOBI, DETIKSULTRA.COM – Penantian masyarakat Pulau Tomia untuk menikmati penerangan listrik 24 jam akhirnya berakhir pada tanggal 3 Agustus 2018 kemarin. Setelah Bupati Wakatobi bersama Kepala PLN Baubau meresmikan listrik 24 jam Pulau Tomia.
Namun sayangnya, penerangan listrik 24 jam itu belum dapat dinikmati semua warga Pulau Tomia. Masyarakat Desa Patua II Kecamatan Tomia, masih harus menggunakan lampu pelita.
“Kami kecewa karena desa tetangga semuanya sudah menikmati listrik 24 jam. Sedangkan desa kami, Desa Patua II, belum ada aliran listriknya,” keluh Baharudin, tokoh pemuda Desa Patua II, meluapkan kekecewaannya pada Detiksultra, Minggu (4/8/2018).
Menurut Baharudin, sudah seharunya Desa Patua II mendapatkan penerangan listrik seperti desa-desa lain di Pulau Tomia. Mengingat Desa Patua II merupakan salah satu icon Pulau Tomia, dengan wisata Benteng Patuanya.
“Kondisi ini sangat aneh bagi kami karena letak Patua II hanya kurang lebih 2 kilometer dari ibu kota Kecamatan Tomia dan kurang lebih hanya 1 kilo meter dari Desa Patua. Kalau diusahakan penyambungan listrik, mestinya bisa karena jaraknya sangat dekat,” tuturnya
Baharudin membeberkan, kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 2017 lalu dimana ada program pengadaan tenaga surya untuk Pulau Tomia. Anehnya, mestinya Patua II diutamakan, tapi kenyataanya justru sasarannya ke desa lain.
“Desa lain sudah dobel dapat aliran listrik dari PLN dan dari tenaga surya. Tapi Desa Patua II sama sekali tidak memiliki fasilitas penerangan. Dan sadisnya lagi, sekarang semua desa dan kelurahan sudah mendapatkan fasilitas listrik 24 jam, warga Desa Patua II hanya menggunakan lampu pelita. Jadi wajar saja kalau masyarakat kecewa karena masyarakat sangat mengharapkan adanya aliran listrik,” tutupnya sambil berharap pemerintah Kabupaten Wakatobi dan PLN memperhatikan nasib warga Desa Patua II.
Reporter: Ema
Editor: Rani