Ekobis

BI Sultra Tingkatkan UMKM pada Sektor Pertanian dan Pariwisata di Empat Kabupaten Ini

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) meningkatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pertanian dan pariwisata pada empat kabupaten di provinsi itu.

Hal ini terungkap melalui pertemuan BI Sultra dan awak media dalam acara Bincang Bareng Media (BBM) dengan tema “Sinergi Mendorong Potensi Daerah Melalui Pengembangan Sektor Pertanian dan Pariwisata” di Kendari, Rabu (2/6/2021).

Kepala Perwakilan BI Sultra, Bimo Epyanto, mengatakan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas pada periode mendatang, upaya yang dapat dilakukan yakni mendorong aktivitas lapangan usaha yang memiliki daya dorong besar pada perekonomian.

Seperti yang dilakukan pada sektor pertanian di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) dan Kolaka Utara (Konut).

Pertama Koltim, melaksanakan program klaster padi sawah organik dengan sasaran program di Desa Mokupa, Mandoke dan Onemanu sejak 2020 hingga 2023 mendatang.

Pengembangan klaster tersebut bertujuan untuk mendorong percepatan peningkatan produksi, pengolahan pascapanen, dan perluasan akses pasar serta pemanfaatan teknologi.

Kedua pengembangan klaster bawang merah di Desa Totallang yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara melalui penandatangan MoU sejak 19 Desember 2017 guna mendorong peningkatan produksi bawang merah.

“Upaya BI untuk mendorong pengembangan bawang merah juga dilakukan melalui pemberian Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa rumah produksi pupuk dan rumah bibit dengan teknologi ozon guna mendukung desa mandiri pupuk dan bibit untuk mempercepat ekosistem pengembangan bawang merah di Kabupaten Kolaka Utara, sekaligus sebagai bentuk wujud nyata dedikasi BI untuk negeri,” jelasnya.

Sementara pengembangan sektor pariwisata yakni wisata Labengki di Kabupaten Konawe Utara dan Desa Malaha di Kabupaten Kolaka.

Pertama pengembangan pariwisata Desa Labengki untuk mendorong UMKM melalui model bisnis terintegrasi.

Katanya, strategi pengembangan pariwisata dilakukan melalui penguatan aspek 3A + 2P yakni atraksi, amenitas, aksestabilitas, people, dan promotion.

Strategi 3A dilakukan untuk dapat memberikan ciri khas dan meningkatkan daya tarik wisatawan.

Sedangkan strategi 2P lebih difokuskan dalam menyebarkan informasi dan memperkenalkan destinasi wisata secara masif ke masyarakat luas serta peningkatan kapasitas SDM untuk penyelesaian permasalahan yang dihadapi di sepanjang rantai hulu-hilir.

Kedua, pengembangan pariwisata di Desa Malaha di Kabupaten Kolaka, sebagai upaya optimalisasi pengembangan potensi pariwisata daerah.

Strategi pengembangan pariwisata di Desa Malaha juga akan dilakukan melalui penguatan aspek 3A + 2P sehingga pengembangan Desa Malaha dapat berlangsung secara optimal dan mampu menggerakkan berbagai aktivitas yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Sehingga, untuk mendapatkan hasil daya ungkit maksimal pada perekonomian secara menyeluruh diperlukan replikasi program pengembangan UMKM di daerah yang lain dan dukungan penuh baik dari pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota terkait serta pemangku kepentingan lain,” ungkapnya. (bds*)

 

Reporter: Sesra
Editor: J. Saki

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button