Regional

Pengamat Politik: Masyakarat Tak Percaya Incumbent

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pemilu 17 April lalu, banyak menyisakan pilu bagi sebagian besar petahana anggota DPRD kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara, khususnya di Kota Kendari yang tidak terpilih kembali pemilu kali ini.

Menurut pengamat politik Sultra, Najib Husein, banyak indikator yang membuat petahana tumbang di pemilu kali ini. Penilaian masyakarat selama 5 tahun, kinerja petahana tidak maksimal, dengan dinilai dari 3 fungsi.

“Fungsi legislasi, dimana jumlah Perda yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dewan 5 tahun lalu. Fungsi pengawasan, banyak proyek pembangunan yang tidak sesuai perencanaan. Serta fungsi anggaran yang digunakan banyak tidak tepat sasaran,” ujar Najib Husein kepada Detiksultra.com, Minggu (12/5/2019).

[artikel number=3 tag=”politik,pasar”]

Ketiga fungsi itu gagal direalisasikan oleh para petahana anggota dewan, sehingga akuntabilitas sebagai wakil rakyat menjadi rendah dan menimbulkan kekecewaan terhadap masyarakat.

Selain itu dia menjelaskan, faktor lain yang membuat petahana tumbang adalah hubungan antara anggota dewan dan konsituen tidak dirawat dengan baik sehingga hanya sebatas pada hari H pemilihan dan setelah itu tidak pernah ada komunikasi politik di antara keduanya.

“Intinya masyarakat Kota Kendari mengharapkan adanya wajah baru dan kinerja yang baik dari dewan periode sekarang,” jelasnya.

Tambah dia, money politics di pemilu 2019 di Sultra utamanya untuk pemilihan calon legislatif sangat terstruktur, masif dan sistematis. Namun anehnya tidak ada satu pun kasus caleg yang masuk dalam laporan dan tindakan Bawaslu.

“Lalu dimana fungsi pencegahannya. Namun semua itu juga terjadi karena kurang peran serta masyarakat dalam melaporkan kejadian di TKP,” tutupnya.

Reporter: Sunarto
Editor: Rani

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button