Muna

Rusman Ingatkan Rajiun Tak Intervensi Pemerintahan di Muna

Dengarkan

MUNA, DETIKSULTRA.COM – Bupati Muna, LM Rusman Emba, murka dengan sikap yang dipertontonkan LM Rajiun Tumada ketika menghalang-halangi Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) saat melakukan penertiban baliho yang menggunakan tulisan Mai Te Wuna didepan rumah Anwar Halis, dibilangan Jalan Gatot Subroto, Rabu (28/8/2019).

Kata Rusman, penghalangan itu bukti Rajiun tidak paham tentang pemerintahan. Menjadi lucu, ketika Rajiun yang notabene adalah Bupati Muna Barat (Mubar) melakukan intervensi di Pemkab Muna.

Apalagi, sampai membawa gerbong Aparatur Sipil Negaranya (ASN). Ingat, kapasitas Rajiun di Muna adalah masyarakat. Sebagai masyarakat tentunya harus mengikuti aturan main yang diterapkan pemerintah.

“Jadi saya ingatkan saudara Rajiun jangan bawa arogansinya di Muna sampai melakukan intervensi,” tegas Rusman.

Mantan senator DPD-RI sama sekali tidak panik ataupun takut dengan rencana Rajiun yang akan bertarung di Pilkada Muna 2020 nanti. Ia hanya menekankan agar Rajiun menggunakan cara berpolitik santun tanpa harus mengadu masyarakat yang dapat mengganggu stabilitas keamanan daerah.

Bicara aksi penolakan penertiban baliho, bukan dari masyarakat Muna. Buktinya, yang hadir adalah pejabat Mubar mulai dari sekda, kepala dinas, kabid hingga honorer Sat Pol PP.

“Lagi-lagi saya ingatkan saudara Rajiun, jangan menciderai nilai-nilai demokrasi dengan membawa-bawa nama masyarakat. Muna ini damai, jangan mau ciptakan konflik. Kalau mau maju di Muna silahkan, tapi taatilah aturan,” ungkapnya.

Terkait penertiban baliho Rajiun yang bertuliskan ‘Mai Te Wuna Amaimo Padaa Ini !!!’ dengan tegas mantan Ketua DPRD Sultra itu akan dilakukan. Karena itu merupakan keputusan rapat Forkopimda yang telah dianalisa. Apalagi, sudah cukup waktu yang diberikan Pemkab Muna untuk menjawab somasi itu.

Toh, sampai saat itu belum ada jawaban yang diberikan. Malah yang ada, hanya bentuk fisik Rajiun yang hadir untuk menghalang-halangi penertiban yang dilakulan Sat Pol PP.

“Kita tidak persoalkan balihonya. Biar mereka pasangan ukuran 100 x 100 silahkan, tapi jangan ada tulisan Mai Te Wuna itu. Karena, bisa membawa perpecahan di masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menghimbau pada simpatisan dan masyarakat agar menahan diri serta tidak terpancing dengan kesewenang-wenangan yang tengah dipertontonkan untuk merebut empati.

“Jangan ada yang terpancing, tetap jaga stabilitas daerah,” imbaunya.

Reporter : Naryo
Editor: Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button