Muna

Dinilai Amburadul, Pembangunan di Muna Kena Sorot Dua Tokoh Politik

Dengarkan

MUNA, DETIKSULTRA.COM– Tokoh senior PDI-Perjuangan, La Ode Rifai Pedansa (RF), menyoroti pembangunan di Kabupaten Muna yang terkesan amburadul dan tidak memiliki konsep yang matang.

Diantaranya, reklamasi laut Motewe yang menelan anggaran kurang lebih Rp33 milyar. Kini mega proyek tersebut dibiarkan terbengkalai dan tidak ada tanda-tanda tindak lanjut pembangunannya.

Belum lagi sejak dibangun pada tahun 2017 timbunan laut Motewe itu belum memiliki amdal, artinya dapat dinilai jika pembangunan tidak memiliki konsep yang matang.

“Timbunan laut Motewe memakan anggaran puluhan milyar dan itu akan menjadi kasus karena belum mengantongi izin amdal, itu sama saja menghambur-hamburkan uang rakyat,” kata Rifai baru-baru ini.

Bukan hanya itu, pria yang kerap disapa RF itu juga menyoroti pembangunan Rumah Adat Barughano Wuna yang menggunakan dana APBD tahun 2017, sebab, material yang digunakan berasal dari kayu hasil temuan alias sitaan Dinas Kehutanan bahkan dianggarkan pula.

“Saya bisa jamin jika itu juga akan menjadi kasus,” cetusnya.

Senada juga dikatakan oleh Politisi Demokrat yang juga sebagai Wakil Ketua DPRD Muna, Cahwan. Ia menilai instrumen pembangunan di Muna tidak jelas.

“Saya tahu persis model dan instrumen pembangunan yang terjadi di Muna sekarang ini, semua berdasarkan nafsu dan tingkatan emosional serta tidak rasional, sehingga, kita disajikan pembangunan yang tidak jelas,” sebutnya.

Beberapa contoh kata Dia, seperti pengaspalan jalan di Warangga yang elevasinya tinggi sebelah. Selain itu pintu air SOR La Ode Pandu yang pengerjaannya belum tuntas.

“Kita lihat saja pintu air di SOR dikerja tidak tuntas dan amburadul, jelas-jelas nampak didepan mata kita,” terangnya.

Termasuk pembangunan SPAM di daerah Muna Timur tepatnya di Pola. DPRD menemukan permasalahan dan langsung merekomendasikan ke BPK.

“Tapi setelah di rekomendasikan ke BPK, barulah di benahi, kan aneh,” cibirnya.

Untuk itu keduanya berharap pada pemilihan kepala daerah nanti, masyarakat dapat memilih pemimpin yang memiliki visi-misi jelas dan punya konsep pembangunan yang matang.

“Agar daerah kita dapat setara daerah-daerah seumurnya,” pungkasnya.

Reporter: Abd Rasyid S
Editor: Via

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button