MUNA, DETIKSULTRA.COM- Dinamika politik di Kabupaten Muna menjelang Pilkada 2020 semakin tinggi. Hampir diseluruh Sosial Media (Sosmed) maupun warung-warung kopi menjadi perbicangan hangat.
Pengamat politik ‘jadi-jadian’ pun bermunculan yang seolah menguasai trik-trik untuk memenangkan percaturan politik.
Koordinator Divisi SDM dan Parmas KPU Sultra, Al Munardin tidak kaget dengan suhu politik di Muna. Ia menyebut tingginya tensi politik disebabkan hobi dari masyarakat.
“Bukan Muna kalau dinamika politiknya tidak tinggi. Kalau sudah bahas politik, pekerjaan semuanya ditinggalkan,” kata pria yang kerap disapa Power itu.
Kendati berdinamika, namun suasana kekeluargaan terus terjalin dengan baik. Beda pilihan, menurutnya merupakan hal biasa dalam demokrasi.
“Persoalan beda pilihan itu hanya sebagai pemanis. Intinya, kekeluargaan dan kedamaian yang terus dijaga,” ujarnya.
Mantan Ketua KPU Muna dan Muna Barat (Mubar) itu menerangkan, Pilkada Muna menjadi perhatian serius dari KPU-RI. Hal tersebut dikarenakan, pada Pilkada 2015 lalu terjadi Pemungutan Suara Ulang (PSU) hingga dua kali. Kalau itu juga Muna di cap merah. Akan tetapi, catatan merah itu terhapus seketika saat Pemilu baru-baru ini. Dimana, tidak terjadi PSU dan tingginya partisipasi pemilih.
“Semoga Pilkada kedepan tidak ada PSU lagi. Saya berharap Pemkab dapat mengerahkan seluruh perangkatnya untuk mencocokan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang selama ini menjadi sumber masalah,” pintanya.
Reporter : Naryo
Editor: Sumarlin