Muna

Di Muna, Marak Pengamat Politik ‘Jadi-jadian’

Dengarkan

MUNA, DETIKSULTRA.COM – Kabupaten Muna disebut-sebut sebagai wilayah dengan suhu politik tinggi, sehingga tak salah bila yang ingin belajar berpolitik datang ke Bumi Sowite.

Setiap kegiatan-kegiatan selalu dihubung-hubungkan dengan politik, sekalipun itu silahturahmi keluarga. Kini menjelang Pilkada Muna, banyak bermunculan pengamat politik “jadi-jadian”.

Ironisnya, pengamat yang kerap mengomentari persoalan Pilkada banyak dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal itu patut disayangkan, karena sebagai ASN seharusnya menjaga maruah netralitas. Kemudian juga diikuti kalangan masyarakat biasa.

Hal yang banyak dikomentari akhir-akhir ini terkait tes wawancara yang dilakukan DPD PDI-P Sultra terhadap Bakal Calon (Balon) bupati Muna.

Dimana, LM Rusman Emba yang merupakan Ketua Bappilu DPD PDI-P mewawancarai LM Rajiun Tumada. Lalu, sebagai Balon bupati, Rusman bisa juga mewawancarai dirinya sendiri. Komentar-komentar pro dan kontra pun menghiasi Sosial Media (Sosmed).

Ryfains Tuani, Politisi Demokrat sangat menyayangkan banyaknya komentar-komentar miring yang terkesan membenturkan LM Rusman Emba dan LM Rajiun. Apalagi, komentar-komentar itu datang dari kalangan biasa yang tidak berkompoten.

“Menjadi lucu ketika yang sering komentar adalah pengamat politik ‘jadi-jadian’ yang didompetnya bukan terdapat KTA partai, melainkan hanya BPJS dan KTP,” cibirnya.

Persoalan Rusman mewawancarai Rajiun dan Rusman yang bisa mewawancarai dirinya sendiri sebenarnya tidak usah dibesar-besarkan. Toh, itu sudah merupakan aturan main dimasing-masing parpol. Baginya, Rusman mewawancari Rajiun hal yang wajar, kerena merupakan Ketua Bappilu.

Lalu, Rusman bisa mewawancarai dirinya sendiri tentu saja kalau diterjemahkan dalam persepektif politik, bisa dua kemungkinan. Pertama Rusman tidak mungkin mewawancarai dirinya sendiri. Artinya, bebas mewawancara atau kemungkinan diwawancarai oleh anggota Bappilu.

“Saya sangat miris ketika melihat kebiasan netizen yang mengguluti politik kadang-kadang sangat jauh melenceng ingin terlihat matang berpolitik, tapi ibarat mangga yang matang karena diperam sehingga
kecut dan pekat,” ungkap pria yang kerap disapa Ivan.

Kabid Kemitraan Demokrat Muna itu juga menyayangkan kementar-komentar dari pendukung Rajiun yang terkesan menyerang Rusman selaku Ketua Bappilu.

Menurutnya, komentar itu justru beresiko yang membisa menggugurkan Rajiun. Kenapa? Karena, kapasitas Rusman bukan sebagai bupati Muna ataupun Balon, tetapi simbol PDI-P. Sehingga, bila menyerang Rusman sama saja menyerang PDI-P. Sikap seperti itu tentunya akan membuat publik bertanya apakah Rajiun benar serius mendaftar di PDI-P atau tidak.

“Cobalah bagi yang kontra dengan pak Rusman, kalau mau jadi kriktikus konsisten jangan gunakan pelawaknnya suka nyeleneh dan memprovokasi. Kasihan daerah. Rusman dan Rajiun itu putra terbaik daerah, jangan selalu dibenturkan,” tukasnya.

Reporter : Naryo
Editor: Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button