Peduli Lingkungan, Sejumlah Organisasi di Butur Inisiasi Gerakan Sejuta Tangan Pungut Sampah
BUTON UTARA, DETIKSULTRA.COM – Menyikapi permasalahan sampah di Buton Utara (Butur), sejumlah organisasi yang fokus dalam masalah lingkungan, bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Butur berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Petetea’a melakukan gerakan “Sejuta Tangan Pungut Sampah”.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Jumat, 23 Juli 2021 di Desa Petetea’a Kecamatan Kulisusu Utara, Butur.
Sejumlah organisasi yang terlibat yakni Komunitas Masyarakat Peduli Desa (KAMY PD), Asosiasi Pecinta Lingkungan Sulawesi Tenggara (Apel Sultra), Himpunan Mahasiswa Ulunambo dan E’erinere (Himure), Himpunan Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Kulisusu Utara (Hippemasura), Persatuan Mahasiswa dan Pemuda Pebaoa (Permapp), Butur GP, dan Asosisasi Pecinta Lingkungan (APL) Butur.
Menurut Jenderal Lapangan dari pihak KAMY- PD, Musrin, Desa Petetea’a menjadi titik kegiatan karena daerah tersebut merupakan wilayah pesisir bagian utara, tepatnya di Kecamatan Kulisusu Utara di mana sampah dari laut yang dibawa ombak akan tertumpuk di pesisir pantai Desa petetea’a.
Tumpukan sampah tersebut, kata dia, bukan sampah masyarakat setempat tetapi sampah kiriman dari laut yang menyebabkan pencemaran lingkungan dan harus diperhatikan dengan serius.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Butur, Alifuddin Zuhri mengatakan, pihaknya mengapresiasi pemuda dan pelajar yang tergabung dalam tujuh organisasi perintis Gerakan Sejuta Tangan Pungut Sampah.
Pemda, kata dia, khususnya DLHK Butur akan memberikan dukungan penuh terhadap gerakan-gerakan peduli lingkungan.
“Kami berharap Gerakan Sejuta Tangan Pungut Sampah ini akan menjadi kegiatan rutin tahunan sehingga masalah sampah bisa diminimalisir,” ujarnya.
Selain itu, gerakan ini juga diharapkan bisa membuat berbagai elemen tersentuh untuk sama-sama ikut menangani masalah sampah di Butur.
Sementara Sekjen Apel Sultra, Ketum Himure, Ketum Hipemasura, dan Ketum Permapp berharap masyarakat tetap menjaga lingkungan warisan dari nenek moyang, salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Dan pihak pemerintah daerah juga harus ikut ambil peran dalam masalah sampah ini. Seperti membuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sehingga masyarakat tidak bingung lagi mau buang sampah di mana.
Diungkapkan, salah satu kendala dari kegiatan ini adalah Desa Petetea’a belum memiliki TPA, sehingga sampah-sampah yang telah dipungut hanya disimpan dalam karung dan nantinya akan dibakar.
Pemerintah Desa Petetea’a mengaku sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh ketujuh organisasi tersebut, dan merasa terbantu bisa mengurangi masalah sampah yang ada di pemukiman. (bds*)
Reporter: Sucipto
Editor: J. Saki