PKM Faperta UHO Latih Kelompok Tani Mataiwoi Budidaya Madu Trigona
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Budidaya lebah trigona belum banyak dilirik. Padahal, ketersediaan pakan trigona melimpah sehingga para petani tak perlu menggembalakan lebah asli Indonesia itu.
Kelebihan lain trigona mampu menyesuaikan diri di berbagai lokasi dan beragam tipe rumah. Idealnya trigona dibudidayakan dalam kotak bambu atau kayu yang didesain menyerupai kondisi di alam. Madu hasil budidaya trigona dipercaya lebih berkhasiat.
Penyerahan kotak serangga lebah dari anggota penyuluh Dr. Ilma Sarimustaqima Rianse kepada Kepala BPP Baruga Kadek Sumitra.
Melalui Program kemitraan masyarakat (PKM) Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari, masyarakat kelompok tani Mataiwoi Baruga Kendari dilatih teknik dan potensi usaha budidaya lebah madu trigona. Kegiatan ini berlangsung di kantor Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kelurahan Baruga, Kecamatan baruga, Kota Kendari pada Senin (5/11/2018).
Penyuluh PKM, Awaluddin sedang memberikan materi kepada kelompok tani Mataiwoi.
Menurut ketua program pelatihan Awaluddin, S.P., M.Sc mengatakan, dunia pertanian sangat bergantung pada lebah madu, karena lebah merupakan polinator untuk menjaga keberlangsungan surplus dari hasil pertanian agar tetap memadai, maka kita harus menjaga kestabilan dari lebah ini. Lebah madu Trigona Sp ini juga sebagai polinasi ini, belum tergantikan dengan yang lain, lalu lebah ini juga tidak menyengat dan gampang dibudidayakan serta tersedia sangat cukup di alam.
Penyuluh PKM Faperta UHO, Dr. Ilma Sarimustaqima Rianse memberikan materi kepada kelompok tani.
“Khasiat madu Trigona Sp ini sangat luar biasa, dan bisa dipanen setiap empat bulan sekali. Sehingga masyarakat tani tidak bergantung lagi pada budidaya perkebunan dan holtikultura, mereka juga bisa memproduksi madu dari hasil olahannya sendiri. Itu bisa meningkatkan pendapatan ekonomi mereka,” ujar Awaluddin.
Kegiatan ini akan berkesinambungan, dimulai dari menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan kelompok tani, lalu pelatihan dengan pemberian materi, dan pelatihan perbanyakan budi daya lebah madu serta akan membantu kelompok tani memasarkan hasil produksi budidaya madu lebah trigona sp tersebut.
Anggota kelompok tani saat bertanya kepada penyuluh.
Dalam pelatihan budidaya lebah madu ini, kelompok tani diberikan buku panduan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait budidaya lebah madu ini. Lalu memberikan pengetahuan kepada kelompok tani tentang bagaimana cara mengambil lebah di alam lalu dimasukkan dalam kotak kosong yang sudah disiapkan.
Penyerahan kotak serangga lebah dari anggota penyuluh Dr. Ilma Sarimustaqima Rianse kepada ketua kelompok tani
“Ini untuk mengambil koloni dari anakan sel untik sel telur. lebah dari koloni untuk dijadikan induk, yang paling penting adalah ratu dari lebah itu. Ketika ratu sudah diambil maka koloni lain pasti mengikut. Setelah dari lapangan bisa dikotakkan, dari satu kotak, satu bisa menjadi dua sampai empat,”.
BACA JUGA:
> Diteriaki Penculik, Satpol PP di Kendari Dikeroyok Massa
> Dinilai Ilegal, Mahasiswa Desak PT Adhi Kartiko Pratama Dihentikan
> Cara Mudah Adukan Pelayanan Publik Lewat E-Humas
> Minimnya Peserta Tes Cat CPNS Yang Lulus, Bagaimana Solusinya?
Menurut Dr. Ilma Sarimustaqima Rianse, SP., M.Sc kedepan pihaknya akan membantu penjualan dari produksi madu ini. Madu lebah trigona Sp ini, sangat diminati masyarakat, sebab penjualan terakhir anggota PKM ini merasa kewalahan karena permintaan masyarakat sangat tinggi.
“Kita menjual satu botol ukuran seratus mili liter, madu ini seharga Rp100 ribu. Sementara satu kotak itu bisa menghasilkan sampai empat botol dalam satu kotak,” ungkapnya.
Pelatihan Budidaya Lebah Madu Bantu Petani
Pelatihan budidaya lebah madu Trigona Sp ini sangat membantu masyarakat tani terkait teknik-teknik pengolahannya, namun pihaknya masih butuh berdiskusi lebih jauh sehingga mereka bisa memahami lebih detail lagi. Dirinya juga meminta, agar ada kelompok binaan dalam budidaya ini.
“Kami mengharapkan dalam pelatihan budidaya ini, agar dibentuk suatu kelompok binaan. Karena kami akan serius untuk melakukan pembudidayaan, sebab ini memiki potensi bisnis yang sangat besar untuk meningkatkan pendapatan petani,” paparnya.
Penyuluhan lebah madu trigona.
Dipihak lain, Kepala Balai Penelitian, Penyuluhan Pertanian Kecamatan Baruga Kadek Sumitra, mengapresiasi kegiatan ini. Ia mengharapkan masyarakat tani tidak berharap lagi kepada hasil hutan, akan tetapi lebih kreatif membuat budidaya, yang bisa menghasilkan pendapatan ekonomi yang lebih besar.
“Ini untuk menyadarkan masyarakat tani, karena ketika terus bergantung pada hutan, sepuluh tahun lagi, mungkin kita akan kekeringan. Maka dengan adanya budidaya lebah madu ini, para petani tidak bisa tidak lagi bergantung pada hutan, sehingga hutan juga bisa terjaga,” ungkapnya.
(adv)