AJI Kendari Dorong Penguatan Isu Marginal melalui Editor Meeting
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) berupaya mendorong keberpihakan media pemberitaan terhadap isu kaum marginal. Pasalnya, kelompok minoritas ini kerap mendapatkan tindakan diskriminatif di tengah masyarakat dan bahkan hak-haknya sering diabaikan oleh pengambil kebijakan. Dalam upaya tersebut, pada Jumat (05/01/2024), AJI Kota Kendari mengadakan editor meeting, dengan mengundang 10 editor dan pemimpin redaksi dari sejumlah media pemberitaan, mulai dari cetak, televisi, online, dan radio.
“Kami sengaja mengundang para editor ini karena bagaimana pun mereka adalah penentu kebijakan di redaksi dalam menentukan isu-isu yang penting dan menarik untuk diketahui publik, yang salah satunya adalah isu marginal,” kata Nursadah selaku Ketua Divisi Gender dan Kelompok Marginal AJI Kota Kendari.
Dijelaskan, kaum marginal terdiri atas beberapa kelompok, diantaranya penyandang disabilitas, suku atau etnik minoritas, lansia, penganut agama tertentu, masyarakat dalam kategori miskin, tunawisma, LGBT, dan penderita penyakit tertentu seperti AIDS. Seluruhnya memiliki hak yang sama termasuk hak politik menjelang pemilihan umum (Pemilu).
“Saat pemilu, hak memilih kelompok minoritas ini terkadang diabaikan. Ironisnya, isu minoritas masih terkadang digunakan para politisi saat berkampanye demi popularitas,” ungkap Nursadah.
Dengan demikian, media-media semestinya lebih gencar memainkan peran edukasi lewat konten-konten pemberitaan yang menghormati keberagaman dan memverifikasi berbagai hoax provokatif bernuansa agama atau keyakinan, etnis, dan seksualitas.
Ketua AJI Kendari, Rosniawati Fikri berharap, dengan dilakukan ‘editor meeting’ tersebut peserta kegiatan memiliki perpekstif atau cara pandang yang sama dalam mengemas isu-iusu marginal di meja redaksi.
“Di masing-masing media perlu memberikan ruang trehadap isu kaum marginal itu sendiri. Namun perlu menjadi perhatian bahwa dalam membuat pemberitaan terkait kaum marginal ini, ada SOP yang perlu dipahami bersama karena jangan sampai pemberitaan kita justru menambah beban diskriminasi terhadap mereka,” jelas Rosniawati.
Salah satu editor, Fitrah, mengungkapkan bahwa khsusus media lokal di Kendari telah memberikan ruang untuk menayangkan pemberitaan isu-isu marginal walaupun belum maksimal.
“Namun ke depan dengan adanya kegiatan editor meeting ini, memberikan kita masukan bahwa betapa pentingnya perhatian media terhadap kelompok marginal ini agar hak-hak mereka terpenuhi dan tidak terus merasa terpinggirkan,” tutur Fitrah. (bds)
Reporter: Septiana Syam
Editor: Wulan