KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Andi Widjajanto mengumumkan sejak beberapa hari yang lalu dirinya memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhamnas).
Dia memutuskan meninggalkan posisi Gubernur Lemhannas karena ingin memberikan fokus penuh pada pekerjaannya di Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP) untuk mendukung kandidat presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo.
“Pagi tadi saya sudah pamitan di Lemhannas, mundur sebagai Gubernur Lemhannas. Langkah ini harus saya lakukan untuk menjaga netralitas Lemhannas,” kata Andi dalam pesan yang dikirim melalui WhatsApp pada 16 Oktober 2023.
Surat resmi pengunduran diri kepada Presiden akan diajukan setelah ia secara resmi mendaftar sebagai anggota Tim TPN Ganjar Presiden kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pada Rabu (11/10/2023) pekan lalu, dia resmi dilantik sebagai Deputi Politik 5.0 oleh Ketua TPN GP Arsjad Rasjid di gedung TPN Ganjar Presiden, Jakarta.
Biografi Singkat Andi Widjajanto
Dalam informasi yang diperoleh dari situs resmi Lemhannas, Andi Widjajanto diangkat sebagai Gubernur Lemhannas RI pada 21 Februari 2022. Sebelum menjabat sebagai Gubernur Lemhannas, pada 2020, dia telah dipercayai untuk mengisi peran sebagai Penasihat Senior di Kantor Staf Kepresidenan RI.
Andi Widjajanto lahir di Jakarta pada 3 September 1971, dan pendidikannya memiliki catatan yang mengesankan. Dia menyelesaikan gelar sarjana di jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia (UI) pada 1996, kemudian melanjutkan studi di London School of Oriental and African Studies untuk Postgraduate Diploma pada tahun berikutnya.
Selanjutnya, dia meraih dua gelar magister, yaitu di bidang Teori dan Sejarah Hubungan Internasional dari London School of Economics and Political Sciences pada tahun 1998, serta di bidang Kajian Pertahanan dari National Defense University Amerika Serikat (AS) pada tahun 2003.
Andi Widjajanto kemudian melanjutkan studi doktoralnya di Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Singapura. Di sinilah ia menyelesaikan tesisnya yang membahas doktrin militer Indonesia.
Andi Widjajanto memulai kariernya sebagai seorang akademisi dengan latar belakang pendidikan yang kuat. Dia menjadi dosen tetap di Universitas Indonesia, khususnya di Departemen Hubungan Internasional FISIP UI.
Sebagai seorang dosen, Andi Widjajanto dikenal karena minatnya dalam isu-isu militer dan hubungan internasional. Meskipun sempat menjadi dosen di UI, dia kemudian memutuskan untuk beralih ke dunia politik.
Pada tahun 2014, Andi menjadi salah satu anggota Tim Sukses Joko Widodo dalam Pemilu 2014. Tim tersebut dipilih langsung oleh Ketua Umum Partai PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dan direspons positif oleh Joko Widodo. Kontribusi Andi dalam tim sukses tersebut sangat berperan dalam kesuksesan Joko Widodo menjadi Presiden.
Andi Widjajanto kemudian menduduki posisi strategis sebagai Deputi Kepala Staf Kantor Transisi yang menangani isu-isu pertahanan, keamanan, dan struktur kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pada Oktober 2014, Joko Widodo kemudian mengangkat Andi Widjajanto sebagai Sekretaris Kabinet. Namun, posisi ini hanya dipegangnya selama satu tahun.
Pada tahun 2015, Andi digantikan dalam jabatannya. Dia termasuk dalam reshuffle bersama dengan lima menteri lainnya, yaitu Tedjo Edhy (Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan), Sofyan Djalil (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian), Andrinof Chaniago (Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas), Rachmat Gobel (Menteri Perdagangan), dan Indroyono Soesilo (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman).
Pada tahun 2020, Andi Widjajanto menduduki jabatan sebagai Penasihat Senior di Kantor Staf Presiden (KSP). Dia dilantik sebagai Penasihat Senior pada 4 Februari 2020 dan menjabat hingga tahun 2022. Kemudian, pada tahun 2023, dia diangkat menjadi Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Andi Widjajanto juga memiliki pengalaman yang kaya dalam berbagai keanggotaan, seperti menjadi Anggota Delegasi Indonesia dalam ASEAN Plus Three Forum Pemimpin Muda pada tahun 2000, Anggota Delegasi Indonesia dalam 1st Majelis Rakyat ASEAN pada tahun 2001, Anggota National Security Task Force pada tahun 2001 hingga 2002, Anggota Kelompok Kerja Indonesia untuk Reformasi Sektor Keamanan pada tahun 2003 hingga 2006, dan Anggota Kelompok Kerja Indonesia di Militer Restrukturisasi Bisnis pada tahun 2008.
Selain itu, Andi pernah menjadi Koordinator di Gerakan Non Blok Study Center, Dewan Editor Jurnal Politik Internasional Global, Direktur dan Direktur Eksekutif di Pacivis, Center for Global Civil Society Studies UI, Direktur Ekonomi Pertahanan di Institut Pertahanan dan Keamanan UI, Fasilitator Kelompok Kerja untuk Reformasi Intelijen Negara, dan Koordinator LAB 45. (kjs)