Politik

Pengamat Politik: Perbedaan Hasil Survei Bingungkan Masyarakat

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pengamat politik Sultra, Najib Husein, mengatakan, beberapa lembaga survei di Sultra telah mempublikasikan hasil surveinya.

Beberapa lembaga survei seperti The Haluoleo Institut (THI) dan Parameter Strategi Indonesia (PSI) mengeluarkan hasil survei yang berbeda terkait elektabilitas calon presiden dan wakil presiden antara nomor urut 01 Jokowi – Ma’ruf dan nomor urut 02 Prabowo – Sandi.

Hasil survei yang berbeda dari kedua lembaga ini, menurut Najib, akan membuat masyarakat bingung. Sebab umumnya masyarakat menerima secara mentah-mentah hasil survei yang dirilis oleh lembaga survei tertentu, tanpa melakukan analisis terlebih dahulu kebenarannya dari berbagai sudut pandang.

[artikel number=3 tag=”pengamat,politik,” ]

“Survei itu kecenderungan, bukan angka real. Namun yang ini kadang tidak dipahami pemilih dan menerima hasil survei tanpa dianalisis dari berbagai sudut pandang,” katanya.

Tetapi hasil survei juga dapat menjadi rujukan bagi pemilih untuk menentukan pilihannya di pemilu nanti. Untuk itu, lembaga survei harus memiliki metodologi yang benar sehingga hasil surveinya dapat dipercaya oleh masyarakat.

“Lembaga survei harus benar metodologinya dan independen. Karena kalau metodologinya salah, maka bisa membuat masyarakat galau dan digiring ke jalan yang salah. Tentunya lembaga survei juga harus terakreditasi secara nasional,” urainya.

Untuk menguji hasil survei, tambah Najib, sebaiknya saat merilis hasil, ada pihak netral yang membedah hasil survei itu.

Selanjutnya, untuk kedua lembaga ini, menurut Najib, hasil survei THI sudah pernah teruji pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra periode 2018-2023, dimana THI merilis hasilnya, bahwa elektabilitas Ali Mazi dan Lukman Abunawas (Aman) ungguli dua calon lainnya yakni Asrun – Hugua dan Rusda Mahmud – Sjafei Kahar.

“Lembaga survei THI kemarin tepat dalam Pilgub sedangkan PSI blum teruji,” singkatnya.

Namun kata dia, secara umum, lembaga survei di Sultra belum sepenuhnya dijadikan rujukan oleh masyarakat Sultra secara umum.

“Selama metodologinya kurang tepat, maka sudah pasti tidak dapat dijadikan pedoman,” beber dosen Fisip UHO.

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu THI merilis hasil survei dimana elektabilitas Capres dan Cawapres nomor urut satu Jokowi – Ma’ruf 27,5 persen, sementara Prabowo – Sandi 55,1 persen, dan yang belum menentukan sikap yakni 17,4 persen.

Sementara hasil survei PSI untuk wilayah Kendari, Jokowi – Ma’ruf memiliki elektabilitas sebesar 32,0 persen, sementara Prabowo-Sandi 26,8 persen. Sisanya 40,2 persen responden tidak menetukan pilihan.

Reporter: Sunarto
Editor: Rani

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button