Pendidikan

Pertama di Sultra, Eye Level Hadir Tawarkan Sistem Self Directed

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pertama di Sulawesi Tenggara (Sultra), Eye Level hadir di Kendari sebagai salah satu jasa pendidikan tambahan dengan sistem self-directed atau pembelajaran yang mengajak murid-murid menjadi pemikir mandiri. Salah satu instruktur Eye Level, Aminah menuturkan, Eye Level merupakan jasa pendidikan yang terpusat di Korea Selatan yakni PT Daekyo dengan Jaringan global di 19 negara termasuk di Indonesia menggunakan nama Eye Level. Khusus di Sultra ini yang pertama, tepatnya di jalan Saosao Kendari.

“Eye Level ini melatih kemandirian dan kemampuan anak. Sebelum belajar siswa akan diukur kemampuan belajarnya dan pemahaman materinya sampai mana dalam hal ini diagnostic test (DT),” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/11/2023).

Selanjutnya anak akan diberikan masing-masing satu buku atau di Eye Level disebut booklet. Dimana satu booklet itu satu materi, dan satu guru atau instruktur maksimal mengajar untuk lima siswa sesuai bookletnya. Pihaknya pun menerapkan sistem level.

Eye Level menerima siswa usia 3-15 tahun. Adapun pembelajaran yang diajarkan ialah english, math yakni matematika menggunakan bahasa Inggris, serta membaca, menulis dan menghitung (Calistung) yang diperuntukan bagi anak usia 3-7 tahun.

Saat ini siswa yang belajar di Eye Level Kendari berjumlah 16 orang, siswa termuda umur lima tahun dan yang besar ialah kelas 2 SMP. Terkait harga, Eye Level Kendari memiliki biaya Rp300 ribu hingga Rp400 ribu dengan jumlah pertemuan 4 hingga 8 kali sebulan.

Eye Level Kendari juga memiliki promo tiap bulan. Seperti untuk menyambut tahun baru, yang biasanya pertemuan dilakukan 8 kali sebulan, akan dilakukan hanya 2 kali pertemuan mengingat hari libur, biayanya pun akan terpotong hingga 50 persen.

Bahkan saat ini pihaknya masih promo opening yakni gratis biaya masuk. Eyel Level juga memiliki kelas reguler dan kelas online atau virtual booklet. Jam belajarnya sendiri, buka dari 10:00 pagi hingga 07:00 malam namun tergantung dari siswa bisanya kapan.

“Sejauh ini siswa kita kebanyakan mengambil kelas di hari weekend karena libur sekolah,” tutur Aminah.

Tim pengajar sebanyak dua orang yakni Aminah dan Dian. Sebelum mengajar keduanya telah mengikuti training di Jakarta dan saat proses pembelajaran pun akan ada lagi training yang diberikan bagi instruktur setiap pekan atau dua kali sepekan. (kjs)

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button