Pendidikan

Mahasiswa KKN-PPM Pertanian UHO Kembangkan Pangan Alternatif

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Masyarakat Sulawesi Tenggara, memiliki berbagai keanekaragaman produk pangan lokal hasil olahan dari ubi kayu salah satunya kasuami.

Kasuami merupakan makanan lokal khas Buton, kini diperdagangkan di Kota Kendari. Terbuat dari ubi kayu yang telah diolah menjadi Kaopi kemudian menghasilkan makana lokal yaitu kasuami. Untuk meningkatkan mutu kasuami, perlu dilakukan pengelohan yang sesuai dengan standar mutu untuk menjamin kehigenisan dan keamanan produk tersebut.

“Kami terlebih dahulu melakukan survei pada pengrajin dan pedagang kasuami dibeberpa area yang ada di Kota Kendari untuk mengetahui proses pembuatannya,” kata Prof Sri Wahyuni Dosen Pembimbing KKN PPM Mahasiswa ITP kepada Detiksultra, Senin (29/7/2019) di ruang produksi olahan Kaopi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

Setelah itu, lanjutnya jika cara olahan yang mereka lakukan masih belum memenuhi Sanitaton Standard Operating Prosedure (SSOP) dan Good Manufacturing Production (GMP) maka kami memberikan edukasi yang baik dalam pengelolaan produknya.

[artikel number=3 tag=”kkn,pendidikan”]

“Disana kami diterima baik oleh masyarakatnya. Kami juga sudah membentuk kelompok Ikatan Pengrajin Produk Pangan Lokal (IP3LK) Kota Kendari agar mereka bisa saling mendukung dan bekerja sama untuk membuat produk yang berkualitas,” terang Prof Sri Wahyuni.

Dikatakan Prof Sri, dalam mendukung perekonomian masyarakat pengrajin Kaopi dan pedagang Kasoami, perlu adanya dukungan satu sama lain.

“Dengan adanya kelompok seperti itu, maka mereka akan saling membantu dalam memenuhi kebutuhan konsumen Kaopi maupun Kasuami dengan mutu dan kualitas yang baik,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya kelompok itu bertujuan untuk meningkatkan pendapatan mereka, sehingga kesejahteraan masyarakat bisa terjamin.

“Saat ini kan banyak masalah kesehatan yang menganggu seperti peningkatan kolesterol dan diabetes. Masyarakat pasti akan beralih ke pangan lokal yang lebih aman,” katanya.

Lanjutnya, Kasuami di pasaran itu banyak yang menggunakan kresek plastik. Padahal kresek plastik itu mengandung toksik yang berbahaya bagi kesehatan.

“Dari hal itu perlu adanya terobosan untuk mengganti kemasan yang lebih aman ketika digunakan pada bahan pangan, serta memastikan pembuatan olahan kasuami itu lebih higenitas artinya sesuai standar prosedural,” ungkapnya.

Selain kasuami produk olahan lain dari kaopi adalah cake, cookies, muffin, tuli-tuli dan berbagai produk olahan lain yang telah melalui riset penelitian dan terjamin keamanannya.

“Kami membuat diversifikasi pangan berdasarkan riset yang berdasarkan penelitian sebelumnya. Jadi mengenai kandungan bahannya terjamin aman,” katanya.

Kata dia, Produk yang di hasilkan dari Kaopi sebagain telah di pasarkan.

“Peminatnya cukup banyak, karena bahan yang kami gunakan adalah bahan pangan lokal yang memiliki kadar serat tinggi. Produk yang kami buat juga sudah memenuhi klaim dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bahwa produk yang kami kelola termasuk yang memiliki kadar serat tinggi,” terangnya.

Ia berencana kedepan akan membangun rumah industri produk turunan dari Kaopi agar menjadi media belajar untuk berwira usaha bagi mahasiswa serta mempromosikan diversifikasi pangan lokal sebagai oleh-oleh khas kendari.

“Mungkin setelah KKN ini kami akan mengurus perizinan serta mencari tempat untuk mengembangkan rumah Industri pengolahan kaopi,” katanya.

Ketua penanggung jawab program KKN PPM Cedrik Elcid Wurara mengatakan, sebagai mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) berharap dengan adanya kegiatan ini dapat membantu masyarakat Kota Kendari, khusunya bagi pengrajin Kaopi dan penjual kasuami untuk meningkatkan pendapatan mereka dengan keanekaragaman hasil produk dari diversifikasi pangan lokal ubi kayu.

“Dengan memberikan edukasi yang baik dalam pengolahan Kaopi masyarakaat diharapkan dapat mengetahui keamanan produk pangan dengan menerapkan SSOP dan Hazard Analisis Critical Control Point (HACCP) agar produk yang dihasilkan tidak berdampak bagi kesehatan ketika dikonsumsi,” ujarnya.

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKN-PPM) merupakan program penelitian pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini akan berlangsung selama 30 hari yaitu mulai 18 Juli sampai 16 Agutus 2019 didanai oleh Kementrian, Riset dan Pendidikan Tinggi yang merupakan proyek kompetitif para dosen di perguruan tinggi.

Reporter : M6
Editor: Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button