KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Era digital banking 4.0 menjadi peluang bagi perbankan di tanah air untuk lebih berinovasi memberikan pelayanan kepada nasabah.
Inovasi tersebut dibutuhkan untuk menyikapi persaingan seiring pesatnya pertumbuhan Financial Technology (Fintech).
Secara umum Indonesia mengenal dua jenis perbankan yakni Bank Konvensial dengan cirinya bunga (dividen) dan Bank Syariah dengan bagi hasil (share).
Bank Syariah sendiri adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam.
Dunia perbankan Indonesia menghadapi suatu persoalan dalam menghadapi kompetisi dalam merebut pangsa pasar yakni nasabah.
Dalam kompetisi tersebut yang terpenting adalah bagaimana menarik para nasabah untuk berinvestasi dan agar nasabah mau berinvestasi maka perbankan dituntut untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para nasabah melalui produk jasa perbankannya.
Kunci utamanya bukan hanya quantitiy (kuantitas) tetapi juga quality (kualitas) yang berjakan bersama-sama.
Peluang Bank BRI Syariah, hal ini peluang yang besar dan terbuka lebar bagi Perbankan BRI Syari’ah di Indonesia mungkin dapat dikatakan sebagai suatu hal yang wajar. Setidaknya ada beberapa alasan yang menguatkan hal tersebut, diantaranya mayoritas penduduk Indonesia yang kebanyakan menganut agama islam.
Hal ini dapat membuat Perbankan Syari’ah berkembang pesat dan cepat apabila seluruh masyarakat muslim di Indonesia lebih memilih untuk memanfaatkan Bank yang berbasis Syari’ah daripada Bank Konvensional.
Pertumbuhan Perbankan Syariah cukup signifikan Fatwa bunga Bank. Fatwa ini menjadikan Bank Syari’ah menjadi lebih sehat dan terpercaya untuk melakukan transaksi-transaksi muammalah. Menjalankan penerapan ekonomi islam.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya asuransi syari’ah, koperasi syari’ah, pegadaian syari’ah, pasar modal dan obligasi syari’ah termasuk bisnis hotel syari’ah. Hal tersebut akan memudahkan masyarakat dalam bertransaksi sesuai dengan prinsip syari’ah.
Berkembangnya Lembaga keislaman. Berdirinya sekolah tinggi ekonomi Islam atau sejumlah perguruan tinggi yang membuka jurusan ekonomi Islam, dan maraknya sekolah Islam unggulan merupakan saham berharga untuk mencetak kader-kader ekonom dan bankir Islam.
Bank BRI syariah memiliki target pada 2022 ingin memberikan layanan keuangan end to end baik perbankan dan non perbankan akan disediakan oleh anak usaha termasuk BRI Syariah.
BRI Syariah menargetkan menjadi bank terkemuka dengan outlet dan customer yang besar sehingga dapat menangkap berbagai peluang yang ada termasuk tren hijrah saat ini.
Tantangan Bank BRI Syari’ah di Indonesia
Selain adanya peluang dalam perbankan Syariah di Indonesia, pasti juga ada yang namanya sebuah tantangan yang harus dipecahkan. Tantangan tersebut pasi terbagi menjadi dua, yaitu tantangan Internal (dari dalam) dan tantangan eksternal (dari luar).
Tantangan Internal perbankan syari’ah, sampai saat ini, kelembagaan dalam perbankan syari’ah dapat dikatakan belum terlalu mapan. Masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi, terutama dalam hal manajemen, tugas dan wewenang, peraturan, dan struktur keorganisasian. Hubungan antara Bank Konvensional dengan unit syari’ahnya juga perlu diperjelas agar kedepannya lebih sinergis.
Sosialisasi dan promosi, faktanya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui secara ‘utuh’ mengenai Perbankan Syari’ah, sehingga perlu diadakan sosialisasi maupun promosi yang semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian para masyarakat di Indonesia.
Perluasan jaringan kantor, Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas, akan tetapi jumlah kantor syari’ah yang beroperasi masih terbilang sangat minim.
Peningkatan pelayanan. Perbankan syari’ah perlu terus meningkatkan kualitas pelayanannya yaitu prinsip pelayanan yang ramah, mudah, cepat, dan murah biaya administrasi.
Penulis: Nilan