Opini

Menghidupkan Kembali Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pengenjawantahan Dalam Interaksi Pembauran Kebangsaan

Dengarkan

Hampir di setiap kabupaten kota melaksanakan program dari Badan Kesbangpol sebagai bentuk sosio interksi bela negara diantara setiap masyarakat dalam menjaga keutuhan bangsa namun sering kali masyarakat umum gagal focus dengan pengertian dimaksud. Terkait pembauran kebangsaan, bila di lihat dari kata “pembauran dan kebangsaan” adalah dua hal yang berbeda dan ketika pembauran terjadi maka pertanyaannya kemudian kebangsaan seperti apa yang diharapkan. Mari kita tundukkan sejenak kejengahan kita terkait kasus di Rempang yang mencederai kebangsaan kita sebagai masyarakat berbineka sehingga keikaan kita terusik. Kita kembali pada cita-cita Indonesia merdeka, kenapa bangsa ini memilih ‘Bhineka Tunggal Ika’ sebagai bentuk persatuannya untuk menjadi katalisator dalam mewujudkan segenap tumpah dara Indonesia yang bersatu berdaulat adil dan makmur.

Pembauran kebangsaan adalah proses interaksi sosial antara anggota masyarakat dari berbagai ras, suku, dan etnis dalam berbagai bidang bahasa, adat istiadat, seni budaya, pendidikan, dan perekonomian untuk mewujudkan kebangsaan Indonesia tanpa harus menghilangkan identitas ras, suku, dan etnis masing-masing.

Pembauran dan kebangsaan adalah dua hal yang berbeda. Dalam kontek ini pembauran adalah proses interaksi  atau perpaduan  dua atau lebih unsur menjadi satu kesepakatan. Sementara itu, kebangsaan adalah identitas yang dimiliki oleh suatu bangsa yang dilandaskan pada faktor-faktor seperti bahasa, adat istiadat, dan sejarah.

Ketika pembauran terjadi, maka kebangsaan yang diharapkan adalah kebangsaan yang inklusif dan toleran. Kebangsaan yang inklusif adalah kebangsaan yang mengakui dan menghormati keberagaman yang ada di dalamnya sebagai suatu kesepakatan sosial. Sementara itu, persahabatan yang toleran adalah persahabatan yang menghargai perbedaan dan menghindari sikap diskriminatif.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkan pembauran kebangsaan yang inklusif dan toleran, yaitu:

  • Meningkatkan pemahaman tentang keberagaman . Masyarakat perlu memahami bahwa keberagaman adalah suatu hal yang alami dan perlu dihargai sebagai bangsa.
  • Menciptakan ruang interaksi sosial . Pemerintah dan masyarakat perlu menciptakan ruang-ruang interaksi sosial yang memungkinkan masyarakat dari berbagai latar belakang untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain sehingga menciptakan kesetaraan social bagi seluruh bangsa indonesia.
  • Mewujudkan empati social dengan nilai-nilai toleransi dan gotongroyong. Pendidikan dan sosialisasi nilai-nilai toleransi Pancasila sebagai wujud nyata, perlu dilakukan secara terus menerus agar masyarakat dapat saling menghargai perbedaan.

Kebhinekaan tunggal ika merupakan pembauran kebangsaan yang inklusif dan toleran sangat penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan adanya pembauran, masyarakat dari berbagai latar belakang dapat saling mengenal dan memahami satu sama lain, sehingga dapat membangun bangsa yang lebih kuat dan sejahtera. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang pembauran kebangsaan yang inklusif dan toleran:

Kebangsaan Yang Inklusif

Kebangsaan yang inklusif adalah kebangsaan yang mengakui dan menghormati keberagaman yang ada di dalam masyarakat yang kita kenal sebagai kebhinekaan  yang ada di masyarakat. Hal ini berarti bahwa semua orang, tanpa memandang ras, suku, agama, atau latar belakang sosial ekonomi, memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai anggota negara bangsa.

Kebangsaan Yang Toleransi

Kebangsaan yang toleran adalah persahabatan yang menghargai perbedaan dan menghindari sikap diskriminatif. Hal ini berarti bahwa semua orang, tanpa memandang perbedaan, diperlakukan dengan adil dan setara didalam pergaulan social budaya maupun politik sehingga menghasilkan masyarakat yang adil dan berkeadapan saling menjaga kerukunan.

Peningkatan Pemahaman Tentang Keberagaman

Pemahaman tentang keberagaman dapat diwujudkan melalui Pendidikan dari usia dini dalam bentuk kurikulum sekolah,  sosialisasi, dan media massa. Pendidikan sekolah usiadini dapat mengajarkan tentang berbagai macam pemahaman tentang keadilan. ras, suku, agama, dan budaya yang ada di Indonesia. Sosialisasi dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti seminar, diskusi, dan kampanye. Massa media dapat berpartisipasi dalam menyebarkan informasi tentang keberagaman dengan mengedepankan nilainilai pancasila.

Pencipta Ruang Interaksi Sosial

Ruang interaksi sosial dapat di pahami diera digital saat ini sebagai ruang yang dapat tercipta melalui berbagai kegiatan, seperti olahraga, seni budaya, dan kegiatan social termasuk media sosial. Kegiatan-kegiatan ini dapat menjadi sarana bagi masyarakat dari berbagai latar belakang untuk saling mengenal dan memahami untuk diperkenalkan sebagai rumusan pribadi bangsa yang di anut satu sama lain.

Pengembangan Nilai-Nilai Toleransi

Nilai-nilai toleransi dalam Pancasila dapat di intepretasi ulang sesuai dengan tuntutan jaman, dikembangkan melalui kurikulum pendidikan, keluarga, dan lingkungan masyarakat. Pendidikan dapat mengajarkan tentang pentingnya toleransi. Keluarga dapat berperan dalam menanamkan nilai-nilai toleransi kepada anak-anak. Lingkungan masyarakat dapat mendukung pengembangan nilai-nilai toleransi melalui berbagai kegiatan, seperti kerja bakti, gotong royong, dan kegiatan keagamaan.

Pembauran kebangsaan yang inklusif dan toleran sangat penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan adanya pembauran, masyarakat dari berbagai latar belakang dapat saling mengenal dan memahami satu sama lain, sehingga dapat membangun bangsa yang lebih kuat dan sejahtera sesuai dengan sila ke lima pancasila.

Pemahaman Kebinekaan Tunggal Ika.

Peihal di atas menunjukkan bahwa kita telah memiliki pemahaman kebinekaan tunggal ika. Kebinekaan tunggal ika adalah semboyan negara Indonesia yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Semboyan ini mencerminkan kenyataan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat beragam, baik dari segi suku, ras, agama, maupun budaya.

Pembauran kebangsaan yang inklusif dan toleran adalah salah satu cara untuk mewujudkan kebinekaan tunggal ika. Dengan adanya pembauran, masyarakat dari berbagai latar belakang dapat saling mengenal dan memahami satu sama lain, sehingga dapat menghargai perbedaan dan membangun bangsa yang bersatu.

Keikaan yang dikehendaki dari pembauran kebangsaan adalah keikaan yang inklusif dan toleran. Keikaan yang inklusif adalah keikaan yang mengakui dan menghormati keberagaman yang ada di dalamnya. Sementara itu, keikaan yang toleran adalah keikaan yang menghargai perbedaan dan menghindari sikap diskriminatif.

Keikaan yang inklusif dan toleran akan menjadi dasar bagi terciptanya masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Masyarakat yang harmonis dan sejahtera adalah masyarakat yang saling menghargai perbedaan dan bekerja sama untuk kepentingan bersama. Sekali lagi ingin ditegaskan bahwa Pembauran kebangsaan adalah proses internalisasi nilai nilai Pancasila secara berkelanjutan. Untuk mewujudkan keikaan yang inklusif dan toleran, diperlukan upaya dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga-lembaga terkait.LAK

Sumber

bkbp.bulelengkab.go.id/informasi/detail/berita/18-rapat-koordinasi-forum-pembauran-kebangsaaan-fpk-kabupaten-buleleng

Oleh: DRLAKAI-Sabangka

 

 

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button