Opini

Memilih untuk memajukan Pendidikan atau Ekonomi?

Dengarkan

Memilih untuk memajukan Pendidikan atau Ekonomi?
(Sebuah pilihan untuk Membangun Masa Depan Bangsa)

Oleh : DRLAK|Amijaya Kamaluddin

Senang berjumpa lagi dengan pemirsa Detiksultra News setelah sekian lama tidak menulis oleh karena kesibukan dan alhamdulillahnya saya jnget bahwa hampir diseluruh kabupaten sulawesi tenggara ini belum memprioritaskan baik pendidikan maupun ekonomi adalah dua aspek yang sangat penting untuk pembangunan suatu bangsa. Namun, dengan melihat pengalaman Korea Selatan, Jepang, dan juga contoh lokal di Buton, kita dapat menyimpulkan bahwa membangun SDM melalui pendidikan adalah langkah awal yang krusial. Dengan memprioritaskan pendidikan, kita tidak hanya akan menciptakan generasi yang terdidik, tetapi juga masyarakat yang mampu berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Mari kita bersama-sama memajukan pendidikan dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa kita.

Hal lain yang ingin saya perbandingkan dimana bangsa Korea Selatan dan Indonesia adalah dua negara yang baru melepaskan diri dari penjajahan dengan kondisi dan situasi bangsa yang cukup mirip, kesamaannya masih terpuruk dan miskin rakyatnya. Keduanya menghadapi tantangan besar dalam hal kemiskinan dan keterbatasan sumber daya ketika mereka meraih kemerdekaan. Namun, meskipun memiliki kesamaan, pendekatan yang diambil oleh kedua negara dalam membangun bangsa mereka sangat berbeda pilihan kebijakan untuk memacu kemajuan dan mempercepat kemajuan negaranya antara  memajukan Pendidikan dulu atau ekonomi. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah; Apakah kita harus memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan atau langsung membangun ekonomi?.

Mari kita lihat lebih kedalam Korea Selatan. Setelah merdeka, Korea Selatan tumbuh dari negara yang sangat miskin dan tidak memiliki banyak sumber daya alam (SDA) namun, para pemimpin Korea saat itu, termasuk Presiden Rhee Syngman, menyadari bahwa untuk membangun bangsa maju dan kuat maka  pendidikan adalah kuncinya. Pemerintaha Korsel memulai dengan membangun sistem pendidikan yang baik, melatih guru-guru agar trampil, dan meningkatkan kualitas pendidikan di semua level. Walhasilnya, Korea Selatan kini dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, yang kemudian berkontribusi pada pertumbuhan ekonominya yang pesat.

Di sisi lain, mari kita lihat sejarah diawal awal kemerdekaan Indonesia, sebagai kenyataan bangsa ini masih belum punya apa apa, masyarakatnya hampir merata dalam kondisi miskin dan hanya punya sumber daya alam (SDA) yang banyak tapi hampir di semua sector tidak ada yang bisa di lakukan, kemudian di bawah kepemimpinan Presiden Suharto, kita memilih untuk fokus pada pembangunan ekonomi terlebih dahulu. Suharto mengimplementasikan kebijakan yang menekankan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan, sambil mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB). Meskipun kebijakan ini berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dampak jangka panjangnya terhadap pendidikan dan kualitas SDM tidak dapat diabaikan. Banyak anggapan bahwa pendidikan di negeri ini tidak mendapatkan perhatian yang cukup dan memadai, masih banya ketimpangan dan tidak diprioritaskan oleh negara yang berujung pada tantangan dalam membangun SDM yang berkualitas untuk menyongsong tahun 2045 bangsa Indonesia telah mencapai sati abad (100th) peringatan kemerdekaan dan apacapaian kita di saat itu.

Menariknya lagi, Jepang juga memiliki pengalaman serupa pasca jatuhnya Bom atom di Hirosyima dan Naga Saki di Perang Dunia II. Ketika Jepang hancur setelah bom Hiroshima dan Nagasaki, Kaisar Hirohito menanyakan, “Ada berapa guru yang masih hidup?” Ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan bagi pemulihan dan pembangunan bangsa. Jepang memprioritaskan pendidikan untuk membangun kembali masyarakatnya, dan hasilnya, Jepang kini menjadi salah satu negara termaju di dunia.

Kembali ke Indonesia, kita bisa melihat contoh lokal yang relevan. Di awal tahun 1960-an, Buton, yang saat itu merupakan ibu kota Sulawesi Tenggara yang dipimpin oleh Bupati Kasim yang memilih untuk memajukan pendidikan. Ia menyadari bahwa pendidikan adalah fondasi untuk pembangunan daerah. Dengan membangun sekolah-sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan, Bupati Kasim berharap dapat menciptakan masyarakat yang lebih terdidik dan berdaya saing.

Sekarang, bagaimana dengan Buton Raya di tengah perkembangan teknologi informasi yang pesat? Di era digitalisasi yang hampir tidak bisa dibendung ini, kita sebagai masyarakat harus mampu memanfaatkan akses digital untuk meningkatkan pendidikan. Teknologi informasi dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk memperluas akses pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil. Dengan memanfaatkan platform digital, kita dapat menghadirkan materi pendidikan yang berkualitas, menghubungkan siswa dengan guru terbaik, dan memberikan kesempatan belajar yang lebih luas.

Namun, pertanyaan yang muncul adalah, dari mana kita harus memulai? Pertama-tama, kita perlu menyadari bahwa pendidikan dan ekonomi tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling berkaitan dan saling mendukung. Oleh karena itu, langkah awal yang bisa diambil adalah mengintegrasikan pendidikan dengan kebutuhan ekonomi lokal. Misalnya, kita dapat mengembangkan kurikulum yang relevan dengan industri yang ada di daerah tersebut. Dengan demikian, lulusan pendidikan tidak hanya memiliki pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja.

Selanjutnya, kita juga perlu meningkatkan akses pendidikan di desa dan daerah terpencil. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menyediakan infrastruktur yang memadai, seperti sekolah yang layak, akses internet, dan pelatihan bagi guru. Melalui program-program ini, kita dapat memastikan bahwa semua anak, tanpa memandang latar belakang ekonomi, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Sampe sini, kita juga harus memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung pendidikan. Di era digital ini, penggunaan aplikasi edukasi, platform pembelajaran online, seperti berkuliah di Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dan sumber daya digital lainnya dapat membantu siswa belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan. Teknologi dapat menjembatani kesenjangan pendidikan, terutama di daerah yang sulit dijangkau.LAK

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button