HukumKesehatan

Warga Tolak Karantina Mahasiswa di Natuna, Hidayatullah: Tolong Empati Terhadap Sesama Anak Bangsa

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – 238 mahasiswa Indonesia tiba di Bandara Internasional Batam Centre dari China pada pukul 8.45 WIB, menggunakan pesawat Batik Airbus A330, Minggu (2/2/2020).

Ratusan mahasiwa itu, rencananya akan di karantina selama 14 hari di Kompleks Pangkalan Militer TNI – AU Raden Sajad Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Namun kedatangan 238 mahasiswa tersebut, justru mendapat penolakan dari warga Natuna, yang mempertanyakan pemilihan Natuna sebagai lokasi evakuasi dan karantina sementara.

Penolakan ini tentu menyakitkan perasaan para mahasiswa yang dievakuasi, terlebih lagi, bagi para orang tua mahasiswa, yang sudah lama menunggu waktu kepulangan anak mereka dari Wuhan China.

Salah satunya adalah Hidayatullah, yang anaknya bernama Yayu Indah Maharani, termasuk dalam rombangan 238 mahasiswa asal Indonesia yang dievakuasi ke Kepulauan Natuna.

Sebagai orang tua, Hidayatullah merasa geram atas penolakan warga Natuna tersebut. Ia mengharapkan agar warga Natuna yang menolak, lebih mengedepankan rasa empati terhadap sesama manusia.

“Sungguh biadab untuk membunuh anak-anak kami dengan menolak kedatangan mereka kembali kenegaranya, kepangkuan orang tuanya, ke ibu pertiwi mereka. Mohon merasakan kepedihan yang sama dengan kami,” tegasnya.

Mengenai alasan Kepulauan Natuna dipilih oleh pemerintah untuk menjadi check-point pemeriksaan para mahasiswa, Hidayatullah mendukung sepenuhnya keputusan tersebut.

“Saya mengapresiasi dengan langkah kehati-hatian pemerintah. Jangankan warga Natuna, kamipun orang tua anak-anak ini, tidak diizinkan menemui anak – anak kami oleh otoritas militer dan kesehatan di Natuna, walaupun mereka dalam kondisi sehat,” tukasnya.

BACA JUGA :

Seperti yang sudah diinfokan pada beberapa media massa sebelumnya, pemilihan Kepulauan Natuna sebagai titik karantina para mahasiswa karena Pangkalan Militer Natuna memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola oleh tiga angkatan bersenjata.

Pangkalan ini juga memiliki mess atau asrama yang mampu menampung hingga 300 orang dengan fasilitas dapur lapangan dan tempat untuk mandi cuci kakus atau MCK yang memadai.

Adapula landasan pacu pesawat tak jauh dari lokasi tersebut.

Kepulauan Natuna saat ini tercatat memiliki Bandara Ranai yang pengelolaannya berada di bawah Angkatan Udara TNI.

Lokasi karantina cukup jauh yakni sekitar 6 km dari pemukiman penduduk. Selain itu terdapat dermaga dalam jarak 5 km dari lokasi.

Reporter: Sunarto
Editor: Qs

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button