KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) Jamaluddin Sultra mengatakan pencegahan dini terhadap ‘stunting’ penting dilakukan.
Untuk mengantisipasi stunting diperlukan pencegahan sejak dini bagi wanita hamil dengan asupan gizi yang sesuai anjuran. Bahkan setelah melahirkan asupan gizi tersebut harus tetap diberikan, untuk keperluan saat menyusui nanti.
Biasanya, stunting terjadi sejak dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia 2 tahun, disebabkan karena asupan gizi yang tidak memadai saat mengandung dan ketika melahirkan.
Selain pemberian asupan gizi yang memadai, yang terpenting juga adalah peran keluarga dalam mencegah stunting terhadap anak.
“Untuk mencegah stunting, kita tidak bisa hanya tergantung pada praktisi dan tenaga profesional bidang kesehatan saja, namun peran keluarga yang paling utama,” ujarnya, Senin (23/12/2019).
“Jadi pemenuhan gizi dan pemberian stimulasi yang baik pada 1000 hari pertama kehidupan anak menjadi kunci,” sambungnya.
BACA JUGA :
Sementara itu, Kepala BKKBN Pusat, Hasto Hardoyo menjelaskan Intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan di sektor kesehatan, tetapi hanya berkontribusi 30%. Sementara 70% sisanya merupakan kontribusi intervensi gizi sensitif yang melibatkan berbagai sector, seperti ketahanan pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, dan pendidikan orang tua.
Kemudian dalam upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok 1000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu dengan anak usia 0-12 bulan dan ibu dengan anak usia 13-24 bulan, karena penanggulangan balita pendek yang paling efektif dilakukan.
“Pada 1.000 HPK, periode 1.000 HPK meliputi 280 hari selama kehamilan dan 720 hari pertama setelah bayi dilahirkan. Masa tersebut telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan,” tandasnya.
Untuk diketahui stunting adalah masalah gizi kronis terhadap anak, yang dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Reporter: Sunarto
Editor: Qs