Metro Kendari

SPBU Diminta Bertanggung Jawab ke Korban Dugaan BBM Oplosan, DPRD Sultra: Jangan Tutup Mata

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) perihal dugaan peredaran bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite oplosan, Senin (10/3/2025).

RDP ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi III DPRD Sultra, Hj. Sulaiha Sanusi, dan dihadiri oleh Dinas ESDM Sultra, Dinas Perindag Sultra, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sultra, Pertamina Patra Niaga Kendari, Hiswana Migas, serta perwakilan para masyarakat yang menjadi korban.

Dalam pertemuan tersebut, DPRD Sultra menyoroti banyaknya laporan masyarakat terkait kendaraan mereka yang rusak usai mengisi BBM di sejumlah SPBU di Kendari.

Sebelumnya itu juga, Komisi III DPRD Sultra telah melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di dua SPBU, mengumpulkan data kendaraan yang terdampak, serta mendatangi Depot BBM Kendari untuk meminta klarifikasi.

Baca Juga: Sidak ke Depot Kendari, DPRD Sultra Minta Pertamina Libatkan Pihak Independen Cek BBM Pertalite

Ketua Komisi III DPRD Sultra, Hj. Sulaiha Sanusi menegaskan bahwa SPBU harus bertanggung jawab atas kejadian ini dan tidak boleh mengabaikan para korban.

“Saya minta semua pihak terkait jangan tutup mata terhadap kejadian ini. Korban akibat dugaan BBM oplosan sudah banyak, dan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,” kata dia.

Sementara itu, perwakilan masyarakat Angri dengan tegas mengatakan karena ini bukan hanya satu dua orang yang menjadi korban, ia meminta SPBU dan Pertamina harus bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa masyarakat.

Baca Juga: Heboh BBM Oplosan, Komisi II DPRD Kendari Bakal Panggil Pertamina

Menurut dia, dengan timbulnya masalah ini, banyak dari korban yang merupakan petani, ojek online (Ojol), pedagang, dan lain sebagainya, harus berhenti karena motornya tidak lagi berfungsi, akibat rusak setelah mengisi BBM.

“Masyarakat atau korban, hanya ingin ada pertanggungjawaban dari SPBU. Kasihan, mereka harus berhenti dari pekerjaannya mencari nafkah, hanya untuk mengurus masalah motornya yang rusak,” pintanya. (bds)

 

Reporter: Sunarto
Editor: Biyan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button