Sekolah Tinggi, Anak Petani Ingin Bangun Desa
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Setiap orang berhak bermimpi dan menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Untuk meraih mimpi, setiap orang punya caranya sendiri dalam menunjukkannya kepada dunia, namun dalam meraih itu ada banyak rintangan dan konsekuensi yang selalu dihadapi.
Sulaeman (25), pemuda asal Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Sulawesi Tenggara, punya mimpi menjadi seorang dosen agar dapat memajukan ekonomi keluarganya, sekaligus membangun desa yang dicintainya.
Sejak kecil, pria dari keluarga petani ini sudah memiliki cita-cita untuk membangun desanya. Ada motto yang selalu ia pegang teguh yakni “selalu optimis untuk meraih cita-cita dan jangan pernah takut bermimpi”.
Salah satu alasannya, mengapa ingin bermimpi bersekolah tinggi dan menjadi seorang dosen, yakni ingin memajukan desa, karena menurutnya pendidikan di desanya masih tergolong minim apalagi untuk jenjang magister, ditambah lagi secara turun temurun masyarakat bekerja sebagai petani, sehingga ia bermimpi untuk mengubah itu dan menjadi seorang dosen, walaupun orang tuanya juga merupakan seorang petani.
“Saya punya mimpi kelak menjadi seorang dosen karena pertama ingin membangun desa, karena kehidupan di Konkep di Wawonii tenggara, Fesa Sinaula Jaya pendidikan disana masih sangat minim. Kemudian soal penghasilan itu turun temurun dari tahun ketahun banyak masyarakat berpenghasilan dari petani, jadi minimal ada generasi ada yang bisa merubah, dari petani menjadi dosen,” ujarnya kepada detiksultra, Sabtu (13/7/2019)
Untuk itu sejak 2010 dia mulai meninggalkan kampung halamannya untuk bersekolah, di SMA Negeri 6 Kendari, karena baginya bersekolah diluar memiliki tantangan tersendiri dan bisa lebih mengenal dunia luar. Sejak saat itu, ia selalu ingin hidup lebih mandiri dengan lingkungan yang baru.
Setelah lulus SMA, kemudian ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Makassar, perjuangannya tak mudah untuk bisa sampai kuliah ke Makasar, ada banyak rintangan yang dilalui termasuk jauh dari keluarganya, namun berbekal keberanian akhinya pada tahun 2014 dia diterima sebagai mahasiswa di universitas Institut Bisnis dan Keuangan, Nitro Makassar (IBK Nitro Makassar) jurusan manajemen keuangan.
Setelah lulus kuliah dan bergelar sarjana, tak berhenti sampai disitu untuk menambah ilmu dan pengalamannya, pada 2018 ia Mendaftar dan diterima disalah satu perusahaan Swasta, PT Bank Mega TBK. Langkah itu ditempuh sembari mempersiapkan diirnya untuk kedepannya melanjutkan pendidikan di jenjang magister.
“Setelah saya wisuda 2018 saya bekerja di perusahaan swasta, ini saya lakukan pertama menambah ilmu dilapangan dan orientasi saya untuk melanjutkan jenjang magister,” ujarnya.
Anak bungsu dari empat bersaudara itu mengaku, apa yang sudah dijalani adalah sebuah persiapan sumber daya manusia agar nantinya, ia berharap setelah sukses dan berhasil, berbekal ilmu pengetahuannya akan kembali untuk membangun desanya Wawonii Tenggara.
“Progres rencana kalau sudah berhasil, rencana saya akan kembali ke daerah dan membangun daerah. Dengan hadirnya kita ada perubahan untuk daerah kita sendiri,” ungkapnya.
“Sekarang di desa masih banyak yang belum paham persoalan pengelolaan anggaran, seperti anggaran desa karena menurut saya segala sesuatunya tergantung manajemennya kalau dikelola dengan baik otomotis akan produktif itu anggaran dan akan berefek pada penghasilan masyarakat, ini salah satu orientasi membangun daerah dengan jenjang pendidikan,” jelasnya.
Reporter: Musdar
Editor: Dahlan